SANA’A (Arrahmah.com) – Duta Besar Amerika, Inggris dan Uni Eropa untuk Yaman terjebak dalam gedung Kedubes yang dikelilingi oleh kelompok bersenjata yang marah terkait upaya oleh mediator Arab untuk memudahkan Presiden Ali Abdullah Saleh keluar dari kekuasaan, ujar utusan Amerika seperti yang dilansir CNN.
Duta Besar AS Gerald Feierstein mengatakan para duta besar Arab Saudi, Kuwait, Oman dan Uni Emirat Arab juga sedang dicegah dari meninggalkan kedutaan UEA.
Feierstein telah menghubungi atasannya untuk mengatakan ia baik-baik saja, ujar pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada CNN.
Para pejabat itu berpendapat bahwa pemerintah Yaman berada di belakang demonstrasi di Sana’a.
Kerajaan Inggris, Uni Eropa dan negara-negara Arab tidak segera memastikan bahwa utusan mereka terjebak.
Menteri Luar Negeri Bahrain, Khaled al-Khalifa mengatakan ia berhubungan dengan Sekretasir Dewan Kooperasi Negara Teluk (GCC) Jenderal Abdul Latif Zayani mengenai situasi yang ia sebut “volatile”.
Saleh awalnya diperkirakan akan menandatangani kesepakatan yang ditengahi oleh Zayani yang juga berada di Kedutaan UEA pada Minggu (22/5/2011). Namun presiden Yaman mengangkat suatu hambatan baru dan menolak untuk mengakui tanda tangan oposisi di hari sebelumnya.
“Presiden Saleh mengundang JMP (aliansi oposisi) untuk menandatangani usulan di istana kepresidenan pukul 3 sore hari ini (21/5). Kami berharap JMP menerima undangan Presiden Saleh,” ujar juru bicara partai yang berkuasa di Yaman GPC.
Dia menegaskan bahwa permintaan tidak komplikasi melainkan melalui akal sehat.
“Setiap perjanjian seharusnya tidak pernah terjadi dalam pertemuan tertutup. Ini yang dikenal dan Saleh tidak ingin memulai masa transisi sedemikian rupa,” ujarnya.
Ribuan pendukung Saleh memblokir jalan yang mengarah ke gedung pertemuan di mana Saleh bertemu dengan pejabat senior partai yang berkuasa pada Minggu (22/5), mengatakan mereka tidak akan membiarkan presiden Saleh meninggalkan kompleks dan menandatangani usulan tersebut.
“Kami tidak akan membiarkan dia untuk menandatangani dan mundur dalam tiga puluh hari. Proposal GCC bertentangan dengan kehendak rakyat Yaman,” ujar Sabri ali, seorang pendukung Saleh. “Kami akan terus berdiri untuk Saleh dan melawan penjahat JMP dan tidak akan menerima siapa pun untuk memerintah kami selain Saleh.” (haninmazaya/arrahmah.com)