JAKARTA (Arrahmah.com) – Pernyataan Ketua Pengarah Acara Silaturahmi Nasional Ahlul Bait Indonesia V yang juga tokoh Syiah Indonesia, Hasan Daliel al Aydrus, yang menyerukan persatuan dan kebersamaan untuk membangun kewibawaan Bangsa Indonesia dan ukhuwah kaum muslimin, dinilai penulis buku buku “Paham dan Aliran Sesat di Indonesia” Hartono Ahmad Jaiz, sebagai pernyataan yang absurd, bohong, dan hanya upaya menyembunyikan kedok.
Peniliti soal aliran sesat di Indonesia ini menilai, pernyataan Daliel tersebut merupakan kebohongan dan dusta.
“Jelas ini bohong dan dusta. Ukhuwah Islamiyah yang mana?. Mereka menghina para sahabat. Syiah yang ada di dunia ini imamnya itu jelas, adalah ghulat,” kata Ahmad Jaiz, ketika dimintai keterangannya Hidayatullah.com, Senin (5/4) kemarin.
Syiah Ghulat adalah kelompok Syiah yang berlebihan dalam memuja Sayidina Ali bin Abu Thalib, bahkan menganggapnya sebagai Tuhan dan roh Allah adalah roh Ali.
Kalau memang akan dilakukan dialog antar Sunni dan Syiah, menurut Ahmad Jaiz, maka sudah pasti kaum syiah akan memilih juru bicara atau tokoh yang sudah dikenal kuat pembelaannya terhadap aliran syiah dan pengusung paham sepilis (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme).
“Kalau seperti itu pilihan mereka, berarti mereka sudah percaya diri. Mereka (syiah, red) sudah merasa kuat dengan dukungan dari ulama yang dekat dengan syiah, seperti Said Aqil Siradj dan Gusdur,” sebut Ahmad Jaiz.
Menurut Ahmad Jaiz, kekeliruan Daliel adalah pernyataannya yang sangat mengagung-agungkan persatuan dan ukhuwah ummat Islam di atas segala-galanya, padahal aqidah tidak mungkin bersatu.
“Di Iran pusat Syiah sendiri, tidak ada masjid sunni yang bisa berdiri. Padahal gereja, sinagog tetap dibiarkan berdiri. Ulama-ulama sunni dibunuhi. Madrasah dihancurkan. Persatuan apa yang mau ditegakkan?. Ukhuwah yang mana kalau seperti ini?,” lanjutnya.
Sehingga, tegas Ahmad Jaiz, seruan silatnas Ahlul Bait Indonesia yang menyerukan persatuan dan kebersamaan untuk membangun kewibawaan bangsa Indonesia dan ukhuwah kaum muslimin, adalah kebohongan yang besar.
Lebih jauh, Hartono mengumpamakan kaum Syiah dengan seorang dukun. “Siapa yang tau seorang dukun yang musyrik bisa lolos naik haji. Begitupun kaum syiah,” jelas Ahmad Jaiz.
Ahmad Jaiz mewanti-wanti kepada kaum muslimin untuk mawas diri dengan segala bentuk aliran sesat dan sempalan-sempalan Islam yang ada saat ini, termasuk aliran syiah. Sebab kata dia, gerakan semacam itu akan semakin gencar dalam setiap aksinya dengan cara bergabung kepada gerakan sepilis dan kebebasan berkeyakinan.
“Ummat Islam harus waspada dan mawas diri, sebab mereka akan bergabung dengan sepilis dan gerakan kebebasan berkeyakinan,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ketua Pengarah Acara Silaturahmi Nasional Ahlul Bait Indonesia V yang juga tokoh Syiah Indonesia, Hasan Daliel al Aydrus, menyatakan, pihaknya siap duduk bersama satu meja dengan kalangan Ahlussunnah dalam mendialogkan masalah Sunni dan Syiah di Indonesia dengan dimediasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Acara silatnas Ahlul Bait Indonesia tersebut juga menyerukan pentingnya kebersamaan dan persatuan untuk membangun kewibawaan Bangsa Indonesia dan kaum muslimin.
Silaturahmi Nasional Ahlul Bait Indonesia ke V ini digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Acara yang berlangsung selama 3 hari pada tanggal 02 hingga 04 April 2010 itu ikut dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi Machfud MD, mantan Kepala BIN, A.M.Hendropriyono, Menteri Kehutanan Zulkfli Hasan, pendiri penerbit Mizan, Haidar Bagir, sejumlah ustadz Syi’ah Ahlul Bait Indonesia, Hasan Dalil Alaydrus, Omar Othman Shihab, serta Direktur Islamic Cultural Center (pusat kebudayaan Iran), Mohsen Hakimollahi.
Acara dihadiri 250-an orang dari berbagai yayasan dan mejelis taklim ahlul bait dari Aceh hingga Papua. [hidayatullah.com/arrahmah.com]