Oleh Umar Syarifudin
(Pengamat politik internasional)
(Arrahmah.com) – Saat ini Amerika Serikat, Inggris dan Eropa tidak dapat berpidato kepada dunia tentang tata pemerintahan yang baik dan menjadi teladan bagi dunia Muslim. Ini hanyalah bukti lain bersama dengan berbagai intervensi kepada negara-negara lain, pendudukan Irak dan Afghanistan dan krisis keuangan yang disebabkan oleh kapitalisme serta sekian bukti bahwa peradaban barat secara moral, intelektual, politik dan benar-benar bangkrut. Dunia membutuhkan ideologi yang berbeda yang akan memberikan tata pemerintahan yang baik dan menetapkan standar transparansi yang benar.
Tidak diragukan lagi, Amerika dan Inggris sama-sama bertanggung jawab atas masalah utama yang ada di seluruh Dunia saat ini dari kesenjangan kekayaan global, untuk menghancurkan negara lain. Keduanya memainkan peran mereka dalam menipu dengan slogan “Modern World” dengan pembenaran palsu dan manipulasi politik kepada publik.
Ketika menyangkut urusan dunia muslim, Inggris dan AS saling berbagi kepentingan untuk mencegah bangkitnya kembali Islam politik dan menjaga agar umat tetap tertekan dan berada di bawah belenggu hegemoni politik Barat. Sebagai akibatnya, kedua negara terus melakukan intervensi Suriah dan mendukung diktator yang menjadi anteknya. Keduanya telah menerapkan kebijakan anti-radikalisme untuk menghadapi kebangkitan baru di dunia muslim dan bekerja tanpa lelah untuk ‘memodernisasi’ Islam sedemikian rupa sehingga ambisi politik umat Islam hancur dan mereka tetap tunduk pada struktur kapitalis global.
Namun masyarakat sadar, jantung mereka berdegup kencang, mereka sedang mencari alternatif atas sistem yang korup dan curang. Mereka tidak percaya pada sistem yang hanya memberi prioritas mereka ditujukan kepada orang kaya bukan orang cacat dan miskin, juga prioritas kepada perusahaan multinasional bukan usaha kecil. Masyarakat juga lelah dengan elit-elit dan birokrat yang sama sekali tidak berorientasi pada pelayanan urusan rakyat. Mereka membatasi diri dan beroperasi dalam kepompong mereka sendiri.
Rasisme dan Islamofobia yang dirasakan oleh umat Islam di Barat adalah kenyataan. Dan dunia sedang resah terhadap ketidakpastian ekonomi yang bermula dari efek sistem kapitalis global. Hancurnya struktur moral telah menciptakan imperialisme modern negara-negara kapitalis tidak dapat lagi diatasi, bukan tanpa alasan bahkan Amerika Serikat pun berharap status quo tetap terjaga. Salah urus pemerintahan telah menciptakan perpecahan massal di masyarakat barat.
Masyarakat menginginkan alternatif, bukan politik yang melayani sendiri oleh elit ekonomi dan politik. Frustasi dengan politisi dan partainya yang tidak mampu mewujudkan perubahan di sana-sini dan tidak akan benar-benar menyelesaikan korupsi politik endemik karena korupsi politik adalah bagian dari DNA politik sistem kapitalisme.
Masyarakat bergerak mencari alternatif bagi dunia, membangun sebuah sistem yang mampu menyelesaikan urusan rakyat secara adil, membangun sebuah sistem yang mampu melibatkan publik dalam politik kewarganegaraan bukan politik ketakutan. Bukan sebuah kebetulan, bahwa dalam visi Islam yang secara empiris dan historis mampu mewujudkan harmoni, dan mampu melakukan peleburan berbagai ras, kelas dan agama yang berbeda, secara damai dan indah.
(*/arrahmah.com)