MAGUINDANAO (Arrahmah.com) – Tentara pemerintah Philipina (AFP) benar-benar telah bertindak di luar batas. Misi mereka untuk menghancurkan dan menghabisi pejuang Moro seperti MILF, ternyata mengambil banyak nyawa korban sipil, menghancurkan desa-desa dan rumah-rumah mereka.
Kini sipil muslim tersebut harus hidup di bawah bayang-bayang ketakutan, tanpa atap dan dengan sedikit makanan.
AFP melarang media masuk untuk meliput fakta yang terjadi di sana, melarang organisasi kemanusiaan untuk masuk dan memberikan bantuan kepada sipil di sana, juga melarang akses bebas untuk organisasi HAM internasional termasuk yang berada di bawah PBB. Mereka benar-benar bertindak arogan dan seperti hendak ingin menghabisi seluruh muslim yang berada di Maguindanao dengan dalih operasi pencarian anggota-anggota MILF yang telah melakukan “teror”.
Militer pemerintah meletakan pos pemeriksaan mereka di dekat kamp-kamp pengungsian. Buruknya, para tentara penjajah tersebut bersenang-senang di depan sipil yang membutuhkan banyak bantuan. Di sisi lain, mereka menggunakan para pengungsi sebagai perisai agar menyulitkan MILF melakukan serangan-serangan.
Ribuan rumah milik sipil tak berdosa hangus dibakar dan dihancurkan oleh AFP, dalam masa sembilan bulan belakangan. Dalam operasi yang terlihat seperti, “Operation no mans land, search and destroy”.
Tidak hanya itu, mereka juga melakukan penangkapan, melakukan bombardir dan membunuh sipil muslim tak bersalah dalam operasi-operasi yang mereka gelar. Menyerang sipil dari arah udara dengan menembakan misil-misil secara membabibuta, seperti menjadi menu utama tentara kafir AFP.
Warga sipil harus pindah dan mengungsi, mereka seperti diusir dari tempat tinggal mereka, serta harus kehilangan mata pencaharian, karena mereka tidak tahu harus melakukan pekerjaan apa di tempat pengungsian yang selalu berpindah-pindah. Karena tak jarang, di tempat pengungsian pun mereka mendapat serangan.
Blokade bantuan makanan berulangkali dilakukan oleh tentara kafir AFP. Sebaliknya, militer biadab tersebut melakukan pesta di depan para sipil yang tengah kelaparan.
Dunia harus benar-benar membuka mata, membuka telinga atas kekejaman yang dilakukan Philipina terhadap muslim Moro, karena mereka adalah saudara kita. (haninmazaya/lwrn/arrahmah.com)