RIYADH (Arrahmah.id) — Arab Saudi kini mengizinkan seniman membuat patung setelah selama ini melarang keras kegiatan seni pahat memahat tersebut.
Para seniman di Saudi sekarang berani unjuk gigi memamerkan patung-patung karya mereka seiring dengan larangan yang dilonggarkan oleh pemerintah.
Saudi memang mengubah sejumlah kebijakan hingga menjadi semakin moderat di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) sebagai pemimpin de facto negara kerajaan Islam tersebut.
Salah satu seniman, Awatif Al Keneibit, mengaku tak menyangka bisa memajang patung-patungnya di sebuah galeri bergengsi di Riyadh.
“Siapa yang bisa membayangkan bahwa suatu hari, pameran ini, yang dulunya berada di ruang bawah tanah, kini bisa dipajang di Olaya (pusat kota Riyadh)?” kata Keneibit, dikutip dari Al Arabiya (13/3/2023).
“Orang-orang sering berkata kepada saya bahwa tak mungkin memajang patung karena itu dilarang dalam Islam. Namun sekarang patung-patung saya berada di pusat kota Riyadh.”
Dalam pameran itu, Keneibit memajang sejumlah patung wajah, di antaranya wajah yang mengenakan kaca mata hingga figur-figur wanita Arab Saudi. Seluruh karyanya pun dipajang di atas batu bata merah dan diwarnai.
Dalam ajaran Islam, pembuatan maupun memajang patung memang dilarang karena tak boleh menciptakan sesuatu yang menyerupai manusia. Seni pahat atau seni patung juga memang dilarang pada masa Nabi Muhammad dan sahabat-sahabat Nabi akibat dijadikan sarana ibadah kepada selain Allah.
Beberapa pandangan juga menyebut pembuatan patung dilarang karena berkaitan dengan dewa-dewa yang disembah orang Arab zaman dahulu.
Karena itulah, patung manusia tak pernah kelihatan di ruang publik di Semenanjung Arab, terutama sejak Nabi Muhammad disebut menghancurkan berhala di dalam dan sekitar Ka’bah di Mekah pada 630 M.
Namun, sejak MbS menjadi pemimpin de facto, Saudi mulai melangkah ke arah moderat. Pengaruh Islam di masyarakat dikekang, termasuk polisi moral. Perempuan juga kini tak lagi banyak dibatasi.
Menurut Keneibit, langkah MbS ini merupakan suatu terobosan menuju arah yang lebih baik. Dia pun berharap di masa mendatang Saudi akan jauh lebih adil bagi seluruh kalangan warganya.
“Bagi saya, itu adalah dua guncangan. Satu yaitu sebelum dan satu lagi sesudah. Kami adalah generasi yang telah melalui banyak perubahan. Dari larangan total menjadi pembukaan total,” ucapnya.
“Insya Allah, kita akan mendapatkan kesetaraan,” ujarnya seperti dikutip Al Arabiya. (hanoum/arrahmah.id)