JAKARTA (Arrahmah.com) – Masih ingat ketika dulu almarhum Dulmatin diberitakan oleh intelijen kafir Filipina telah ditembak mati? Ternyata berita ini hanyalah isapan jempol semata.
Berita ini sangat menghebohkan dunia, karena sang Mujahid dicap sebagai “most wanted terrorist” oleh negara penjajah Amerika dan sekutunya. Namun seiring waktu berita itu terbantahkan karena tidak memiliki bukti yang akurat.
Dan kini, sumber-sumber berita internasional mengabarkan bahwa Umar Patek telah ditangkap di Pakistan.
Kabar sumir ini pertama kali didengungkan oleh pejabat intelijen dari dua negara, Indonesia dan Filipina yang tidak diketahui identitasnya. Di Indonesia sendiri, informasi awal penangkapan tersebut disampaikan oleh Direktur Lembaga Studi Intelijen dan Keamanan Nasional Dynno Chressbon.
Umar Patek dikenal sebagai komandan lapangan di kancah jihad Moro, Filipina. Menurut sumber arrahmah.com, dia juga memiliki keahlian membuat racun. Nama Umar Patek sangat terkenal di Filipina dan namanya harum di kalangan kaum Muslim. Menurut sumber kami, Umar Patek juga seorang Muslim yang sangat lembut dan penyayang karena dia adalah seorang ustadz.
Apa yang digambarkan media sekuler selama ini hanya sebuah fitnah dan penghancuran karakter Mujahid.
Sewaktu di kamp Hudaibiyah, Umar Patek terkenal sangat independen dalam arti kata tidak memeta-metakan sahabatnya dari Jamaah Islamiyah atau organisasi lain, dan dia merangkulnya demi ukhuwah Islamiyah.
Umar Patek juga dikabarkan pernah bersama-sama menjadi instruktur dengan Nasir Abas di Filipina.
Kami melihat bahwa kasus seperti ini adalah permainan intelijen untuk melempar isu atau mengalihkan perhatian.
Andai benar Umar Patek ditangkap di Pakistan, sepertinya sedikit kemungkinan pihak RI melalui aparatnya, Polri akan membawa atau mengadilinya di Indonesia.
Belajar dari pengalaman penangkapan Hambali di Thailand, Hambali langsung diculik ke Amerika dan dijebloskan ke penjara tersadis di dunia, Guantanamo.
Walaupun beberapa kali pemerintah RI mencoba bernegosiasi kepada pemerintah Amerika yang diwakili CIA, namun pemerintah paman sam itu tidak mau mengirimnya atau mengekstradisi ke Indonesia.
Pemerintah AS sendiri sepertinya sudah tidak mempercayai Indonesia sebagai mitra WOT-nya (war on terrorism). Karena proyek WOT selalu diselewengkan menjadi proyek pemerintah untuk menutupi kelemahan pemerintah dan mengalihkan isu-isu nasional lainnya. Ummat Islam selalu menjadi kambing hitam melalui proyek WOT ini.
Bayangkan, penangkapan Umar Patek disebut-sebut terjadi pada 2 Maret 2011, namun Polri belum mendapatkan kabar kepastiannya. Polri sampai menurunkan tim untuk mengecek kebenaran tertangkapnya Umar Patek ini.
Bukankah di zaman cyber saat ini, segalanya menjadi lebih mudah? Cukup dengan mengirimkan foto maupun hal-hal lain yang bisa membantu mengindentifikasi seorang tersangka “teroris” (baca : Mujahid).
“Belum ada kabar mengenai itu,” ujar Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana, seperti yang dilansir detikcom, Rabu (30/3/2011).
Ustadz Abdullah Sunata yang disebut-sebut berperan besar dalam meloloskan Umar Patek dari Indonesia pada 2003, saat dimintai konfirmasi, ia mengaku terakhir bertemu dengan Umar Patek sekitar 2004-2005. Saat itu, kata Ustadz Sunata, Umar ada di Jakarta. Itulah kontak terakhir mereka, karena setelahnya Ustadz Sunata mengaku tak pernah lagi berkomunikasi. Itu sebabnya, Ustadz Sunata terkejut ketika ada kabar bahwa Umar telah tertangkap di Pakistan.
“Ini bener apa enggak, saya juga bertanya-tanya,” ujarnya seperti yang dilansir tempointeraktif.com.
Sedang Ali Fauzi (40), mantan aktivis perang di Afganistan dan Moro, Filipina, yang menyebut Umar Patek sebagai sahabat sekaligus gurunya, mengaku tak yakin soal kabar penangkapan Umar. “Perlu pembuktian, minimal dengan melihat gambarnya,” kata dia kepada Tempo kemarin.
Benar atau tidaknya berita tersebut, sebagai kaum Muslim harus jelas dalam keterpihakannya, apakah berpihak kepada Mujahid atau orang kafir. Orang kafir senantiasa ingin memojokkan kaum muslimin dengan stigma teroris. Jika umar patek dituduh dalang atau otak pembunuh kafir Australia dan Amerika di Bali beberapa tahun silam, lalu bagimana dengan Amerika dan Australia yang jelas-jelas telah membunuh anak-anak kaum muslimin dan keluarga mereka di berbagai negeri Islam, di Afghanistan, Irak, Somalia dan lainnya dengan cara yang sangat keji. (Saif al Battar/haninmazaya/arrahmah.com)