WASHINGTON (Arrahmah.id) – Situs berita Axios mengutip pernyataan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS yang mengatakan bahwa Presiden Donald Trump mendukung “Israel” dalam jalur apa pun yang dipilihnya terhadap Hamas.
Situs AS tersebut menambahkan bahwa juru bicara dewan menganggap keputusan “Israel” untuk menunda pembebasan tahanan Palestina sebagai respons yang tepat, dengan alasan bahwa Hamas memperlakukan para sandera dengan brutal, menurut klaimnya.
Sebelumnya, pada Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS Mark Waltz dalam wawancara dengan Fox News mengatakan bahwa Hamas tidak bisa memerintah Jalur Gaza dan tidak akan diizinkan untuk melakukannya di masa depan.
Waltz juga menambahkan, “Perilaku Hamas pekan lalu dalam penyerahan jenazah dua anak serta cara mereka membebaskan para sandera adalah propaganda yang jelas memengaruhi prospek negosiasi… Kita akan melihat bagaimana situasinya dalam minggu depan, mungkin ada perpanjangan gencatan senjata yang berkelanjutan… Hamas harus mengubah cara mereka membebaskan sandera… Cara saat ini tidak bisa diterima, bukan hanya bagi ‘Israel’, tetapi juga bagi dunia.”
Pernyataan dari pejabat AS ini menunjukkan dukungan terhadap posisi Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu, yang memutuskan untuk menunda pembebasan tahanan Palestina dalam gelombang ketujuh dari kesepakatan tahap pertama, dengan alasan adanya pelanggaran berulang yang dilakukan oleh Hamas.
Media “Israel” mengutip sumber yang menyebutkan bahwa para tahanan Palestina telah ditempatkan di dalam bus, tetapi kemudian diturunkan kembali dan dikembalikan ke penjara. Sementara itu, kantor Netanyahu mengklaim bahwa “Hamas sengaja merendahkan para tahanan dan mengeksploitasi mereka untuk tujuan politik.”
Dalih yang Lemah
Sebaliknya, Hamas menegaskan bahwa alasan yang dikemukakan oleh penjajah, yaitu bahwa prosesi pembebasan tahanan dilakukan dengan cara yang menghina, adalah tuduhan palsu dan dalih yang lemah untuk menghindari kewajiban perjanjian.
Hamas juga menegaskan bahwa mereka tidak akan mengadakan pembicaraan apa pun dengan “Israel” melalui mediator (Mesir dan Qatar) terkait langkah apa pun sebelum pembebasan tahanan Palestina yang telah disepakati pada Sabtu.
Pejabat Hamas, Mahmoud Mardawi, menyatakan bahwa “tidak akan ada pembicaraan dengan musuh melalui mediator mengenai langkah apa pun sebelum para tahanan yang telah disepakati untuk dibebaskan sebagai imbalan atas enam tahanan ‘Israel’ (dibebaskan pada Sabtu, bersama dengan empat jenazah) benar-benar dilepaskan.”
Ia menambahkan, “Para mediator harus memaksa musuh untuk melaksanakan kesepakatan.”
Pada Kamis dan Sabtu, Brigade Al-Qassam—sayap militer Hamas—menyerahkan 10 tahanan “Israel”, termasuk 6 yang masih hidup, kepada Komite Internasional Palang Merah untuk diserahkan ke Tel Aviv, sebagai bagian dari kesepakatan yang mengharuskan “Israel” membebaskan 620 tahanan Palestina dari penjara mereka.
Meskipun Hamas telah memenuhi janjinya sesuai kesepakatan, hingga kini “Israel” belum membebaskan para tahanan Palestina.
(Samirmusa/arrahmah.id)