WASHINGTON (Arrahmah.id) – Amerika Serikat mengatakan pada Ahad (13/10/2024) bahwa mereka akan mengirim pasukan AS ke “Israel” bersama dengan sistem anti-rudal AS yang canggih, dalam sebuah pengerahan yang sangat tidak biasa yang dimaksudkan untuk meningkatkan pertahanan udara negara tersebut menyusul serangan rudal oleh Iran.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa langkah ini dimaksudkan “untuk membela ‘Israel’,” yang sedang mempertimbangkan pembalasan yang diperkirakan akan dilakukan terhadap Iran setelah Teheran menembakkan lebih dari 180 rudal ke “Israel” pada 1 Oktober, lansir Reuters.
Amerika Serikat mengklaim telah mendesak “Israel” untuk mengkalibrasi responnya untuk menghindari memicu perang yang lebih luas di Timur Tengah, menurut para pejabat, dengan Biden secara terbuka menyuarakan penentangannya terhadap serangan “Israel” terhadap situs nuklir Iran dan keprihatinannya tentang serangan terhadap infrastruktur energi Iran.
Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder, menggambarkan pengerahan tersebut sebagai bagian dari “penyesuaian yang lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir” untuk mendukung “Israel” dan melindungi personil AS dari serangan Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Namun, pengerahan militer AS ke “Israel” jarang terjadi di luar latihan, mengingat kemampuan militer “Israel” sendiri. Pasukan AS dalam beberapa bulan terakhir telah membantu pertahanan “Israel” dari kapal perang dan jet tempur di Timur Tengah saat diserang Iran.
Tetapi mereka berbasis di luar “Israel”.
Sistem Terminal High Altitude Area Defense, atau THAAD, adalah bagian penting dari sistem pertahanan udara berlapis militer AS dan menambah pertahanan anti-rudal “Israel” yang diklaim sudah tangguh.
Sebuah baterai THAAD biasanya membutuhkan sekitar 100 tentara untuk beroperasi. Sistem ini terdiri dari enam peluncur yang dipasang di truk, dengan delapan pencegat di setiap peluncur, dan sebuah radar yang kuat.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi memperingatkan sebelumnya pada Ahad (13/10) bahwa Amerika Serikat membahayakan nyawa pasukannya “dengan mengerahkan mereka untuk mengoperasikan sistem rudal AS di ‘Israel’.”
“Meskipun kami telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk menahan perang habis-habisan di wilayah kami, saya katakan dengan jelas bahwa kami tidak memiliki garis merah dalam membela rakyat dan kepentingan kami,” tulis Araqchi di X. Meski begitu, para ahli mengatakan bahwa Iran telah berusaha untuk menghindari perang langsung dengan Amerika Serikat, menjadikan pengerahan pasukan AS ke “Israel” sebagai faktor lain dalam kalkulusnya di masa depan. (haninmazaya/arrahmah.id)