CAPE TOWN (Arrahmah.com) – Para menteri Afrika selatan bergabung dalam aksi mogok makan yang dilakukan tahanan Palestina dalam melawan kebijakan penahanan “Israel” yang kontroversial.
Belasan menteri dan wakil menteri memulai solidaritas padat 24 jam pada pukul 06.00 waktu setempat pada Ahad untuk meningkatkan tekanan ekonomi dan politik terhadap “Israel”.
Menteri Komunikasi Ayanda Dlodlo mengatakan dalam sebuah pesan video: “Mari pikirkan semua orang yang duduk di penjara tanpa makanan, karena mereka membuat sebuah pernyataan. Dukung pernyataan itu.”
“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Afrika Selatan bahwa sejumlah besar menteri negara dan pejabat pemerintah lainnya melakukan mogok makan,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Lebih dari 1.000 tahanan politik Palestina telah melakukan aksi mogok makan sejak 17 April untuk memprotes kebijakan “Israel” tentang “penahanan administratif” yang memungkinkan tersangka dipenjara tanpa pengadilan maupun dakwaan.
Para warga Palestina yang ditahan tersebut menuntut pencabutan pembatasan kunjungan keluarga, perawatan medis yang lebih baik, perawatan narapidana wanita yang lebih baik, dan mengakhiri kebijakan kurungan isolasi.
Aksi mogok makan tersebut dipelopori oleh Marwan Barghouti. Ia telah dipenjara oleh “Israel” lebih dari satu dekade.
“Saya telah menjadi saksi sekaligus korban sistem ilegal penangkapan sewenang-wenang ‘Israel’ dan perlakuan buruk terhadap tahanan Palestina,” ungkapnya sebagaimana dilansir NY Times.
Ia mengungkapkan setelah melakukan segala cara yang melelahka, ia memutuskan tidak ada pilihan lain selain menolak pelanggara dengan melakukan aksi mogok makan. (fath/arrahmah.com)