LONDON (Arrahmah.com) – Ratusan warga berunjuk rasa di luar kedutaan besar Cina di ibukota Inggris pada Kamis (1/7/2021) untuk mengutuk perlakuan Beijing terhadap minoritas Muslim Uighur.
Di antara mereka adalah Asiya, seorang Muslim Uighur yang mengungsi ke Inggris dan meminta agar nama aslinya tidak disebutkan. Dia memegang poster dan mengenakan t-shirt biru muda bertuliskan slogan “Stand4Uyghur”.
“Kami datang ke sini setiap bulan untuk mengadakan protes simbolis terhadap Cina di luar kedutaan, dan mungkin hanya ada dua puluh orang,” katanya kepada Middle East Eye (1/7).
“Tetapi melihat ratusan orang membela saudara-saudari Uighur saya, itu memberi saya kegembiraan besar dan harapan bahwa penindasan kami akan berakhir.”
Aksi yang diselenggarakan oleh koalisi lebih dari 50 organisasi Muslim, termasuk Masjid London Timur, Federasi Perhimpunan Mahasiswa Islam, dan CAGE, digelar bertepatan dengan 100 tahun peringatan Partai Komunis CIna.
Kelompok-kelompok hak asasi mengatakan warga Uighur dan sebagian besar orang Muslim lainnya di wilayah Xinjiang barat laut Cina telah dipenjara di “kamp pendidikan ulang” dalam upaya untuk menghilangkan Islam.
Muslim Uighur yang menunjukkan identitas seorng muslim – seperti shalat, berpuasa, tidak minum alkohol, menumbuhkan janggut, atau mengenakan pakaian Islami – telah ditahan oleh pihak berwenang.
Pada bulan September, sebuah laporan menemukan bahwa Cina telah membangun 380 kamp penjara untuk menahan Muslim Uighur.
Sebuah laporan sebelumnya, oleh sarjana Cina Adrian Zenz, mengklaim Cina mensterilkan wanita Uighur dan memenjarakan ribuan Muslim.
Pihak berwenang Cina menolak tuduhan pelanggaran apa pun di Xinjiang dan menyebut bahwa kamp-kamp itu sebagai “sekolah pelatihan kejuruan” yang dibuat untuk mengatasi “ekstremisme agama”.
Penyelidikan juga menemukan penurunan dramatis dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam tingkat kelahiran warga Uighur.
Populasi warga Uighur di provinsi Xinjiang yang sebelumnya tercepat di Cina menjadi yang paling lambat saat ini. Bukti menunjukkan bahwa ada denda yang besar diberlakukan untuk pelanggaran undang-undang keluarga berencana di sana.
Parlemen AS, Kanada, dan Belanda telah menyebut tindakan Beijing terhadap muslim Uighur sebagai “genosida”, dengan Washington menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat Cina.
Cina telah menolak tuduhan genosida dan memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak ikut campur dalam urusan internalnya. (hanoum/arrahmah.com)