NEW YORK (Arrahmah.com) – Lagi-lagi Amerika Serikat membuat ulah yang memprovokasi umat Islam, “Support Israel, Defeat Jihad” (Dukung Israel, Kalahkan Jihad), itulah slogan yang paling mencolok di iklan yang terpampang di stasiun-stasiun kereta bawah tanah, di New York.
Iklan anti-Islam itu dipasang di 10 stasiun kereta bawah tanah dan di badan Commuter-nya pada Senin (24/9/2012), bertuliskan slogan yang menyamakan Jihad sebagai kebiadaban.
Lengkapnya, iklan itu berbunyi, “In any war between the civilized man and the savage, support the civilized man. Support Israel. Defeat Jihad” (Dalam setiap perang antara orang beradab dan orang biadab, dukung orang beradab. Dukung Israel. Kalahkan Jihad).
Siapapun pasti berpikir bahwa yang dimaksud “orang biadab” dalam iklan tersebut adalah umat Islam yang berjihad.
“Kata ‘biadab’ itu benar-benar (menunjukkan) saudara-saudara di masyarakat Muslim,” kata Javerea Khan (22), seorang Muslim kelahiran Pakistan dari Bronx, kepada Reuters. Dia adalah salah satu warga yang melihat langsung iklan anti-Jihad itu.
Iklan itu disponsori oleh organisasi pro-Israel, American Freedom Defense Initiative (AFDI), dipasang setelah Otoritas Transportasi New York (MTA) kehilangan kekuatan untuk menolak memasang iklan yang melanggar kebijakan MTA dan merendahkan bahasa itu.
MTA tidak bisa menahan publikasi iklan yang dibayar oleh tokoh anti-Islam Pamela Geller, direktur eksekutif AFDI, setelah Geller memenangkan persidangan pada Kamis pekan lalu untuk mempublikasikan iklan itu.
Tak ada perlindungan agama di Amerika
Umat Islam tentu saja sangat tersinggung atas iklan tersebut, sudah kesekian kalinya otoritas Amerika membiarkan kampanye anti-Islam terjadi.
“Di mana perlindungan agama di Amerika?,” Khan bertanya untuk menyindir negara yang vokal mengusung “demokrasi” itu.
Sama dengan alasan kampanye anti-Islam lainnya, pemasangan iklan anti-Jihad tersebut berdalih bahwa itu adalah bagian dari “kebebasan berkespresi.”
Masyarakat Muslim merasa risih atas pemasangan iklan itu, tapi mereka belum bisa berbuat banyak untuk menghapus slogan-slogan anti-Islam dari negara mereka. (siraaj/arrahmah.com)