YERUSALEM (Arrahmah.com) – Sistem pertahanan udara Arrow-3 milik Zionis ‘Israel’ yang didukung AS, disebut sebagai benteng melawan rudal balistik yang dikirim oleh Iran dan Suriah, telah lulus uji intersepsi langsung di Alaska, kata Kementerian Pertahanan ‘Israel’ pada Minggu (28/7/2019).
Bersama-sama diproduksi oleh Boeing Co, Arrow-3 disebut mampu menghancurkan rudal di ruang angkasa, ketinggian yang akan menghancurkan hulu ledak non-konvensional dengan aman.
Sistem ini lulus tes intersepsi penuh pertama di atas laut Mediterania pada 2015 dan dikerahkan di ‘Israel’ pada 2017.
Tes berhasil menunjukkan kemampuan “hit-to-kill” dari tiga target ketinggian tinggi di luar atmosfer, kata kementerian pertahanan. Dalam pernyataan resminya, ‘Israel’ menambahkan bahwa radar AN\TPY2 Amerika – dari jenis yang ditempatkan di ‘Israel’ – digunakan dalam pengujian, berhasil menunjukkan hubungan operasional antara radar deteksi AS dan sistem rudal ‘Israel’.
Wakil Laksamana Jon A. Hill, direktur Kemenhan Zionis menyebut tes itu “tonggak sejarah lain dalam pengembangan sistem senjata Arrow.”
“Ini adalah pencapaian operasional dan teknologi yang luar biasa bagi Negara ‘Israel’,” ungkapnya, menekankan komitmennya untuk membantu ‘Israel’ “meningkatkan kemampuan pertahanan rudal nasionalnya demi melindungi dirinya sendiri dan pasukan Amerika yang dikerahkan di kawasan Timur Tengah dari ancaman yang kian meningkat”.
Awal pekan ini, Iran menguji coba rudal balistik jarak menengah Shahab-3, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada sejumlah media yang tidak bersedia namanya disebutkan. Rudal itu terbang sekitar 1.000 km pada Rabu malam (24/7), New York Times melaporkan pada hari Kamis (25/7).
Tes itu tidak menimbulkan ancaman terhadap pengiriman atau pasukan AS di kawasan itu, kata pejabat itu.
Penilaian intelijen militer AS adalah bahwa peluncuran itu adalah bagian dari upaya Iran untuk meningkatkan akurasi dan jangkauan misilnya, CNN melaporkan. Menurut pemerintah ‘Israel’, Shahab-3 mampu membawa hulu ledak nuklir.
Kabar lulusnya Arrow-3 dari uji coba ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintahan Trump mengikuti kebijakan sanksi ekonomi yang luas untuk memberikan tekanan pada Iran, yang telah menyebabkan Republik Islam itu melanggar ketentuan kesepakatan nuklir multipartit 2015.(Althaf/arrahmah.com)