TEL AVIV (Arrahmah.id) — Anggota parlemen Israel (Knesset) pro-Palestina mendapat ancaman pembunuhan usai mendukung Afrika Selatan (Afsel) yang menuduh Negara Zionis melakukan genosida.
Politikus dari partai sayap kiri Hadash Taal, Ofer Cassif, mengatakan ada berbagai macam ancaman bagi siapa saja yang menolak kampanye militer Israel di Gaza.
“Ada serangan terhadap kebebasan berpendapat terhadap mereka yang bersuara menentang perang, ada ancaman pembunuhan,” kata Cassif saat wawancara dengan Anadolu Agency (21/1/2024).
Serangan tersebut, lanjut dia, berupa penangkapan terhadap orang-orang karena unggahan di media sosial, pemecatan dari tempat kerja, hingga pemberhentian sementara pelajar dari perguruan tinggi hanya karena mendukung perang segera diakhiri.
Cassif menilai tindakan itu tak hanya dilakukan secara sistematis dari pemerintah, tetapi meluas ke masyarakat.
Banyak masyarakat yang mendukung tindakan kekerasan bagi penentang perang.
“Ini juga merambah ke masyarakat secara keseluruhan. Dan Anda bisa melihat bahwa di dalam masyarakat, semakin banyak masyarakat yang mendukung, secara harfiah dan eksplisit, kekerasan terhadap mereka yang menentang perang, termasuk ancaman pembunuhan,” ungkap Cassif.
Lebih lanjut, Cassif mengatakan semua warga Israel akan menanggung dampak besar jika pemerintahan buruk tak disingkirkan.
Menurut dia, satu-satunya cara menghentikan bencana adalah menghentikan perang.
“Satu-satunya cara untuk hidup, memiliki masa depan, dan sejahtera adalah dengan cara ini. Tidak ada perang,” ujar Cassif.
Di kesempatan itu, Cassif juga membeberkan alasan mendukung Afsel yang menyeret Israel ke Mahkamah Internasional karena aksi pasukan Zionis di Gaza.
Dia mendukung penyelidikan yang tak memihak terhadap pemboman Gaza dan untuk menyelamatkan nyawa.
“Apa yang terjadi di Gaza harus diselidiki oleh badan yang tidak memihak,” ungkap Cassif.
Dia tak percaya pemerintah Israel atau perwakilan pemerintah Israel mana pun untuk menyelidiki dirinya sendiri.
Cassif bahkan membandingkan penyelidikan jika dilakukan Israel dengan pencurian.
“Ini seperti meminta seorang pencuri untuk menyelidiki dirinya sendiri apakah dia mencuri sesuatu. Itu tidak masuk akal,” ujar dia.
Cassif juga menyinggung ribuan korban jiwa di Palestina. Sejak Israel melancarkan agresi tercatat nyaris 25.000 orang meninggal, ribuan rumah hancur, puluhan rumah sakit hancur, dan fasilitas publik lain yang cuma tinggal puing.
Anggota parlemen ini juga membahas soal sandera Israel yang ditahan Hamas. Dia ingin lebih banyak nyawa diselamatkan. Namun, Cassif mengatakan harapan itu tidak bisa dilakukan hanya melalui protes di Israel.
“Yang tersisa hanyalah mencari perlindungan di organisasi internasional. Jadi itulah alasan utama mengapa saya pikir kita seharusnya mendukung seruan Afrika Selatan,” ujar dia. (hanoum/arrahmah.id)