LONDON (Arrahmah.id) – Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot, secara terang-terangan mengkritik standar ganda yang dilakukan oleh media mainstream Barat kepada “Israel”, termasuk BBC.
Hal itu disampaikan oleh Zomlot saat diwawancarai oleh presenter BBC News, Lewis Vaughan Jones pada Ahad (8/10/2023).
Dalam wawancara tersebut, Jones menanyakan pendapat Zomlot terkait serangan yang dilancarkan Hamas ke “Israel”.
Zomlot kemudian menyampaikan bahwa ia menyesalkan situasi tersebut yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan menyelesaikan akar permasalahan.
“Apakah Anda menyesali hilangnya nyawa tak berdosa di ‘Israel’?” lanjut Jones.
“Setiap korban jiwa tentu saja disesalkan dan itu tragis,” tambah Zomlot.
Jones lalu menyela Zomlot dengan membawa konteks sejarah, ia mendesak agar Zomlot mengutuk serangan yang dilancarkan Hamas.
Zomlot secara gamblang menolak untuk mengecam serangan itu, sehingga menyebabkan perdebatan di antara keduanya.
“Anda baru saja mengutuk ‘Israel’ karena membunuh warga sipil dan Anda tidak mengutuk Hamas karena membunuh warga sipil?” singgung Jones.
Zomlot lantas menjawab dengan memberikan pertanyaan balik pada Jones, yang mempertanyakan posisi media selama ini terhadap Palestina dan “Israel”.
“Berapa kali ‘Israel’ melakukan kejahatan perang yang bahkan disiarkan oleh kameramu (BBC)? Apakah Anda memulai (wawancara) dengan meminta mereka mengecam diri mereka? Pernahkah? Tidak,” tegas Zomlot.
Lebih lanjut, Zomlot menyebut bahwa BBC dan media Barat lain telah memberikan standar ganda atas isu ini.
“Kalian mengundang kami setiap kali ada orang ‘Israel’ yang meninggal. Apakah kalian mengundang saya ketika banyak orang Palestina di tepi barat (meninggal)?,” sindir Zomlot.
“Lebih dari 200 orang dalam beberapa bulan terakhir, meninggal. Apakah kalian mengundang saya ketika ‘Israel’ melakukan provokasi di Yerusalem dan tempat lain?” lanjutnya.
Ia juga memaparkan bahwa warga Palestina selama bertahun-tahun telah merasakan apa yang kini tengah dialami orang “Israel”.
“Apa yang orang ‘Israel’ alami, yang kita katakan tragis, selama 48 jam terakhir, adalah apa yang orang Palestina alami setiap hari selama 50 tahun terakhir,” ujarnya.
Zomlot juga menyinggung Jalur Gaza yang menjadi penajra terbuka bagi lebih dari 2 juta orang Palestina akibat blokade yang dijalankan oleh “Israel”.
“Anda paham benar situasi di Gaza, Anda baru saja menjelaskan itu. Itu adalah penjara terbuka terbesar,” tekan Zomlot. (rafa/arrahmah.id)