JAKARTA (Arrahmah.com) – Yaman tengah mengalami ketegangan sejak September lalu ketika pasukan pemberontak Syiah Houtsi menyerbu dan menduduki ibukota Sana’a dan terus berusaha untuk memperluas pengaruh mereka ke bagian lain Yaman.
Pemberontak Syiah Houtsi Yaman merupakan kelompok brutal yang sangat berbahaya. Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) bahkan menawarkan 20 kilogram emas bagi siapa saja yang bisa membunuh atau menangkap dua petinggi Syiah Houtsi terkemuka, termasuk pemimpin Houtsi yang menduduki ibukota Yaman.
Sejak dua pekan lalu, Arab Saudi dan sejumlah negara yang tergabung dalam koalisinya telah melancarkan serangan militer terhadap posisi Houtsi di negara itu.
Di tengah serangan udara selama seminggu yang dilancarkan oleh koalisi yang mencoba untuk menghentikan kemajuan Syiah Houtsi ini, para pejabat keamanan Yaman mengatakan pemberontak Syiah Houtsi dan sekutu mereka diantaranya telah menduduki istana presiden di Aden menyusul bentrokan sengit yang terjadi di pusat kota pesisir selatan pada Kamis (2/4).
Selain itu, pemberontak Syiah Houtsi juga dilaporkan telah menyerang sebuah masjid di provinsi Al-Hudayda barat Yaman dan menculik seorang imam di sana pada Sabtu (4/4), setelah sebelumnya pada hari Jum’at (3/4), mereka juga dilaporkan menyerbu sebuah masjid di provinsi yang sama dan menahan imamnya.
Sementara sumber medis setempat melaporkan sejumlah tembakan tank dan mortir oleh milisi Syi’ah Houtsi di kota Aden telah merenggut nyawa 22 orang pada Rabu (8/4) saat pasukan Syi’ah melepaskan tembakan secara acak yang menghantam rumah-rumah sipil di distrik Mualla dan Crater.
Menanggapi hal ini, sejumlah ulama dan pimpinan ormas Islam Indonesia pun menyatakan dukungan terhadap koalisi negara Arab yang dipimpin Saudi dalam operasi menumpas pemberontakan terhadap pemerintahan sah di Yaman yang dilakukan oleh milisi pemberontak Syiah Houtsi tersebut, lansir salam-online.com.
Ulama dan pimpinan ormas Islam itu di antaranya dari MUI, NU, Muhammadiyah, DDII, Perhimpunan Al Irsyad, PERSIS, MIUMI, Ikatan Ulama & Dai se-Asia Tenggara, Dewan Syariah Kota Solo (DSKS) dan LPII.
Secara khusus dukungan itu disampaikan kepada Kerajaan Arab Saudi yang memimpin operasi di Yaman. Dukungan tersebut diterima oleh Dubes Arab Saudi di Jakarta, Mustafa Ibrahim Al Mubarak, pada Sabtu (11/4) kemarin.
Dalam kesempatan itu, Dubes Arab Saudi, menyatakan bahwa pemberontak Syiah Houtsi adalah kelompok brutal yang sangat berbahaya. “Pemberontak Syiah Houtsi adalah kelompok yang sangat berbahaya, bahkan lebih berbahaya daripada ISIS,” ungkapnya.
“Kelompok pemberontak ini tumbuh subur di Yaman selatan dan mereka banyak melakukan pembunuhan,” kata Mustafa lagi.
Mustafa mengatakan, dalam memerangi pemberontak Syiah Houtsi, negaranya yang berkoalisi dengan negara-negara Arab lainnya membantu pengadaan perang. “Ini dilakukan untuk mempertahankan keabsahan Presiden Yaman saat ini,” tegasnya di hadapan para awak media, Sabtu (11/4).
(banan/arrahmah.com)