DUBAI (Arrahmah.com) – Uni Emirat Arab (UEA) sedang mempersiapkan rumah sakit lapangan untuk menangani setiap lonjakan kasus virus corona baru (COVID-19), ujar seorang pejabat kesehatan pada Kamis (9/4/2020), ketika Uni Emirat Arab menyaksikan jumlah infeksi lebih dari dua kali lipat dalam minggu lalu.
UAE telah melaporkan 2.659 kasus dengan 12 kematian, tertinggi kedua di antara enam negara Teluk Arab yang penghitungannya telah melewati 10.500 meskipun berbagai upaya penahanan telah dilakukan, termasuk menghentikan penerbangan penumpang, memberlakukan jam malam dan menutup tempat-tempat umum, lansir Reuters (9/4).
Dubai, pusat pariwisata dan bisnis, adalah satu-satunya emirat UEA yang telah memperluas jam malam malam nasional menjadi 24 jam dan telah mengunci dua distrik, Al Ras dan Naif, yang memiliki populasi besar pekerja asing berupah rendah.
Humaid Al Qutami, direktur jenderal Otoritas Kesehatan Dubai, mengatakan pada konferensi pers yang disiarkan televisi bahwa UEA sejak awal telah menyiapkan model skenario di tingkat federal, termasuk menyediakan kapasitas rumah sakit dan pusat karantina untuk menangani 10.000 kasus COVID-19 atau lebih jika diperlukan.
“Kami akan memiliki lebih dari dua rumah sakit lapangan yang siap di Dubai dalam beberapa hari mendatang untuk siap dalam situasi apa pun,” katanya, seraya menambahkan bahwa rumah sakit dapat memberikan antara 4.000-5.000 tempat tidur.
“Di Dubai kami menawarkan hotel bintang lima sebagai pusat karantina,” katanya menanggapi pertanyaan tentang kapasitas.
Negara-negara Teluk Arab lainnya termasuk Qatar, Oman dan Kuwait telah menutup banyak daerah untuk menahan pergerakan komunitas di antara pekerja asing, yang merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja dan sering tinggal di akomodasi yang penuh sesak, termasuk kamp-kamp kerja. Oman telah mengunci provinsi Muskat, yang meliputi ibu kota.