JOLO (Arrahmah.com) – Setidaknya lima orang tersangka yang diduga terlibat dalam serangan bom di sebuah gereja di Filipina telah ditahan, ungkap media setempat pada Senin (4/2/2019).
Setidaknya 27 orang tewas pekan lalu ketika sebuah bom meledak di Gereja Katedral Jolo, provinsi Sulu, Filipina.
Polisi Filipina mengumumkan pada Senin (4/2) bahwa seorang tersangka bernama Kammah Pae, atau dikenal sebagai “Kammah” telah menyerahkan diri kepada Batalyon Infanteri ke-35 Angkatan Darat Filipina pada Sabtu (2/2).
Menurut harian lokal The Manila Bulletin, Pae kemudian diserahkan kepada apparat kepolisian di Jolo.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh Anadolu Agency, Direktur Jenderal Polisi Nasional Filipina Oscar Albayalde mengatakan bahwa empat rekan Kammah juga telah menyerahkan diri ke unit polisi setempat di Sulu pada Ahad (3/2).
Tiga hari setelah pemboman gereja, sebuah granat meledak di sebuah masjid di kota Zamboanga, Filipina selatan, mengakibatkan dua orang tewas.
Serangan bom dan granat tersebut terjadi menjelang referendum tentang pemberian kekuasaan otonomi komprehensif kepada komunitas Muslim Moro di kawasan itu disahkan.
Amador Corpus, direktur Kelompok Investigasi dan Deteksi Kriminal Filipina, mengatakan serangan terhadap gereja telah direncanakan “selama sekitar satu tahun”.
“Insiden itu merupakan kasus bom bunuh diri,” klaim Corpus, yang kemudian menegaskan bahwa “pasangan dari Indonesia” diduga telah menjadi eksekutor dalam kasus bom tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Albayalde mengklaim bahwa, “Bom pertama diledakkan oleh seorang wanita (yang diduga berasal dari Indonesia) di dalam katedral pada pukul 8:28 pagi. Sedangkan pasangannya meledakkan bom kedua di area parkir katedral pada pukul 8:29 pagi.” (Rafa/arrahmah.com)