KASHGAR (Arrahmah.com) – Dua warga Uighur dari kota Kashgar membantah klaim bahwa kamp-kamp konsentrasi di daerah mereka sudah ditutup. Mereka menyebutkan bahwa saat ini masih banyak warga Uighur yang ditahan disana. Bantahan itu mereka sampaikan sebagai reaksi atas pernyataan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi pekan lalalu di Paris, sebagaimana dikutip dari RFA (8/9/2020), yang menyatakan bahwa semua warga Uighur telah dibebaskan dari kamp.
Dalam sebuah pembicaraan via telepon, seorang warga Uighur dari desa Doletbagh, Kashgar, mengatakan bahwa “Sekolah Yanbulaq”, salah satu kamp interniran terbesar, tetap aktif dan belum lama berselang dia baru bepergian ke sana untuk bertemu dengan tahanan.
“Ya, saya pernah bertemu dengan mereka. Mereka ada di Yanbulaq,” katanya tanpa mau menyebut nama.
“Bangunan [yang kami datangi] itu bertingkat tiga. Kami masuk melalui gerbang… Ada banyak bangunan, 10 atau 20.”
Dia menambahkan bahwa dirinya dia tidak diizinkan masuk ke area tahanan. Jadi dia tidak dapat melihat apa yang dilakukan oleh para tahanan di sana. Namun dia mengatakan bahwa penduduk desanya “mengenakan seragam” dan dipaksa untuk menggunakan bahasa Mandarin.
Dia memperkirakan bahwa kamp tersebut menampung ribuan orang, meskipun dia tidak dapat memberikan angka spesifik.
Seorang warga Uighur lain dari desa Tumental, Makit, mengatakan bahwa kamp di wilayahnya masih beroperasi dan menampung sebanyak 2.000 tahanan. Ada sekitar 20 bangunan dengan memiliki lima sampai enam lantai di dalamnya.
Warga yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan bahwa disana tidak ada bengkel atau pabrik dan warga yang ditahan pun tidak berasal dari Tumental. (Hanoum/arrahmah.com)