KABUL (Arrahmah.com) – Dua anggota layanan AS tewas di Afghanistan pada Rabu (26/6/2019), misi Dukungan Tegas yang dipimpin NATO mengatakan dalam sebuah pernyataan. NATO tidak memberikan rincian lebih lanjut dan menyembunyikan nama-nama korban sampai keluarga terdekat diberitahu.
Kematian terbaru ini diklaim menyebabkan jumlah tewasnya anggota layanan AS di Afghanistan menjadi setidaknya enam pada 2019 dan total setidaknya 65 kematian militer AS sejak Januari 2015, menurut laporan pemerintah AS dan NATO.
Kematian kedua anggota layanan AS itu terjadi kurang dari 24 jam setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo melakukan kunjungan mendadak ke Kabul di mana ia membahas upaya perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan politisi senior.
Pompeo mengatakan dia berharap munculnya kesepakatan damai dengan Taliban sebelum 1 September, menjelang pemilihan presiden di Afghanistan. Pembicaraan damai putaran ketujuh antara Amerika Serikat dan sejumlah anggota proksi lain Taliban, yang bertujuan mengakhiri perang selama 18 tahun, konon akan dimulai pada 29 Juni.
Kedua belah pihak diharapkan untuk fokus pada tuntutan Taliban untuk penarikan pasukan asing, sebagian besar dari mereka Amerika, dan permintaan AS untuk mengakhiri serangan militan yang direncanakan dari tanah Afghanistan.
Sekitar 20.000 tentara asing, sebagian besar dari mereka adalah warga Amerika, berada di Afghanistan sebagai bagian dari misi NATO yang dipimpin AS untuk melatih, membantu, dan memberi masukan kepada pasukan Afghanistan. Beberapa pasukan AS melakukan operasi kontra-terorisme.
Rekor tertinggi, 3.804 warga sipil Afghanistan, terbunuh tahun lalu karena meningkatkan serangan udara oleh pasukan pimpinan AS dan lebih banyak lagi bom bunuh diri, kata PBB dalam sebuah laporan Februari. (Althaf/arrahmah.com)