GAZA (Arrahmah.id) — Dua sandera Israel di Jalur Gaza meminta pertanggungjawaban Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas penahanan dan keselamatan mereka, menurut sebuah video yang dirilis Kamis (9/11/2023).
Dilansir Anadolu Agency (9/11), video yang dirilis di Telegram oleh sayap militer kelompok perlawanan Palestina Jihad Islam, Brigade Al-Quds, memperlihatkan Hanna Katzir (77) dan Yagil Yaakov (13) dari Kibbutz Nir Oz.
Katzir menganggap Natanyanhu bertanggung jawab atas “seluruh masalah, atas apa yang terjadi di sini, dan atas kekacauan di dunia.”
Dia mendesaknya untuk mengundurkan diri dan pensiun dan mendesak pemerintahnya untuk mencapai kesepakatan sehingga semua sandera di Jalur Gaza dapat kembali ke keluarga mereka.
“Pejuang Jihad (Islam) melakukan segalanya untuk menjaga kami tetap aman. Mereka memperlakukan kami dengan sangat hormat,” kata Katzir
Yaakov juga mengarahkan pesannya kepada Netanyahu: “Anda membunuh anak-anak dan tahanan Israel.”
“Anda memutus aliran air, listrik, dan obat-obatan, dan kami, sebagai tahanan, membutuhkan semua itu,” tambahnya.
Brigade Al Quds menyatakan kesiapannya untuk membebaskan kedua sandera tersebut “demi alasan kemanusiaan.”
Pada hari Kamis, sayap militer kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengatakan seorang tentara wanita Israel, yang ditawan, tewas dalam serangan udara Israel.
Hal ini menjadikan jumlah korban tewas sandera Israel di Jalur Gaza menjadi 61 orang, sementara Brigade Al Qassam mengatakan seorang tentara lain yang disandera terluka dalam serangan tersebut.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menyandera puluhan orang.
Setidaknya 10.812 warga Palestina, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 perempuan, telah terbunuh.
Jumlah korban tewas di Israel mendekati 1.600, menurut angka resmi. (hanoum/arrahmah.id)