GAZA (Arrahmah.id) – Serangan “Israel” di Jalur Gaza selama 96 jam terakhir telah menewaskan dua sandera “Israel” dan melukai delapan lainnya, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan pada Ahad (11/2/2024) melalui saluran Telegram kelompok tersebut.
“Kondisi mereka menjadi lebih berbahaya mengingat ketidakmampuan memberikan perawatan yang tepat kepada mereka. “Israel” memikul tanggung jawab penuh atas nyawa mereka yang terluka akibat pengeboman yang terus mereka lakukan,” kata pernyataan itu mengenai sandera yang tersisa.
Kepala juru bicara militer “Israel” Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pada Selasa (6/2) bahwa 31 sandera yang tersisa yang ditahan oleh Hamas di Gaza telah tewas. Beberapa orang tewas dalam serangan “Israel”.
“Kami telah memberi tahu 31 keluarga bahwa orang-orang tercinta mereka yang ditangkap tidak lagi hidup dan kami menyatakan mereka telah meninggal,” katanya dalam konferensi pers rutin.
“Israel” mengatakan 136 sandera masih ditahan di Gaza. Para tawanan tersebut diambil oleh Hamas dalam serangan mendadak kelompok tersebut di “Israel” selatan pada 7 Oktober.
Pengeboman besar-besaran di Gaza yang terjadi setelahnya belum pernah terjadi sebelumnya, dengan pengeboman “Israel” yang menyebabkan lebih dari 28.000 orang menjadi syuhada, sebagian besar warga sipil.
Selama gencatan senjata selama sepekan pada akhir November, Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera “Israel” dan asing sebagai ganti “Israel” membebaskan sekitar 240 tahanan Palestina.
Klub Tahanan Palestina, yang mendokumentasikan dan merawat semua tahanan Palestina, mengeluarkan pernyataan pada Ahad (11/2) yang mengatakan jumlah warga Palestina yang ditangkap sejak 7 Oktober mencapai 6.950 orang. (zarahamala/arrahmah.id)