TEL AVIV (Arrahmah.com) – Militer ‘Israel’ mengatakan dua roket telah ditembakkan dari Jalur Gaza yang dikepung ke arah ‘Israel’ di tengah meningkatnya ketegangan ketika pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersiap untuk mengumumkan langkah pertamanya dalam aneksasi bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki.
Sirene terdengar di distrik Sderot Jumat malam (26/6/2020), kata petugas medis. Itu adalah tembakan roket pertama yang dilaporkan dari Jalur Gaza, yang dikelola oleh Hamas, sejak awal Mei
Tidak ada laporan cedera atau kerusakan di daerah tersebut.
Insiden itu terjadi sehari setelah sayap bersenjata Hamas memperingatkan rencana aneksasi Zionis sama dengan “deklarasi perang”.
Dimulai pada 1 Juli, pemerintah Netanyahu direncanakan dapat mulai mencaplok wilayah-wilayah di Tepi Barat yang diduduki dan Lembah Jordan yang secara strategis penting sejalan dengan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah.
Rencana tersebut beditujukan untuk mendirikan negara Palestina yang terdemiliterisasi di atas tambal-tambal wilayah Palestina yang terputus-putus, tidak termasuk Yerusalem Timur yang diduduki, yang diklaim Palestina sebagai ibu kota negara yang telah lama mereka cari.
Proposal tersebut telah ditolak seluruhnya oleh Palestina dan secara luas dikutuk oleh komunitas internasional.
Mohammad Shtayyeh, perdana menteri Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah, menyebut rencana aneksasi itu sebagai “ancaman eksistensial” dan mengatakan Palestina akan merespon dengan tindakan mereka sendiri. PA telah membatalkan semua perjanjian dengan Israel dan AS.
Sementara itu, PBB dan Uni Eropa mengatakan rencana itu mengancam kemungkinan mencapai kesepakatan damai dalam konflik ‘Israel’-Palestina yang telah berlangsung lama. Negara-negara Arab juga telah memperingatkan bahwa aneksasi yang direncanakan dapat mempengaruhi keamanan di wilayah tersebut.
Hamas dan ‘Israel’ telah terlibat tiga perang dalam beberapa tahun terakhir, dengan yang terbaru pada tahun 2014 menewaskan 2.251 warga Palestina dan 74 orang di pihak ‘Israel’. (Althaf/arrahmah.com)