TOULOUSE (Arrahmah.com) – Dua remaja Perancis yang pergi ke perbatasan Suriah, berusaha untuk bergabung dengan kelompok Mujahidin di Suriah, didakwa oleh hakim thagut Perancis khusus “anti-terorisme” pada Jum’at (31/1/2014).
Keduanya berusia 15 dan 16 tahun, didakwa dengan “konspirasi sehubungan dengan kejahatan terorisme” dan ditempatkan di bawah pengawasan pengadilan, ujar sumber seperti yang dilaporkan Al Arabiya.
Mereka berasal dari kota Toulouse, terbang ke Turki pada 6 Januari lalu dan menyeberangi perbatasan Suriah, nampaknya mereka berencana bergabung dengan ribuan Mujahid lainnya yang memerangi rezim brutal Bashar al-Assad.
Menurut laporan Menteri Dalam Negeri Perancis, Manuel Valls, sebanyak 700 warga Perancis telah bergabung dalam perang Suriah.
Penyidik menghabiskan waktu selama dua hari untuk menginterogasi dua remaja ini setelah mereka dipulangkap awal pekan ini.
Menurut laporan, jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka berhasil melintasi perbatasan meskipun masih diperdebatkan tujuan mereka ke sana.
Seorang pengacara untuk remaja berusia 15 tahun menyebutkan bahwa ini adalah “tuduhan konyol” dan perjalanan remaja tersebut ke Suriah adalah untuk alasan kemanusiaan.
“Alasan untuk perjalanan mereka tidak ada hubungannya dengan ‘terorisme’,” tambah pengacara lainnya yang membela remaja berusia 16 tahun.
Hampir tiga tahun perang di tanah Syam berlangsung dan terus menjadi magnet bagi para pemuda Muslim dari seluruh negara untuk berjihad membela kaum Muslimin Suriah yang menjadi korban kebiadaban rezim Nushairiyah pimpinan Assad.
Negara-negara Barat seperti Perancis, Inggris, Jerman dan Belgia merasa khawatir akan pergerakan para pemuda Muslim yang berbondong-bondong mendatangi Suriah untuk bergabung dengan kelompok Mujahidin. Mereka takut jika suatu saat para pemuda ini kembali ke negara masing-masing sebagai veteran pertempuran keras. (haninmazaya/arrahmah.com)