ANKARA (Arrahmah.com) – Otoritas Turki menahan dua orang yang dicurigai menembak dari mobil yang melintas di Kedutaan Besar AS di ibukota Ankara, Senin (20/8/2018), sebuah serangan yang bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara kedua sekutu NATO tersebut.
Para penyerang menembakkan enam peluru di gerbang keamanan kedutaan dari kendaraan putih yang lewat sekitar pukul 5 pagi (02:00 GMT) waktu setempat, tiga peluru menghantam pintu besi dan jendela, kata kantor gubernur Ankara. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Kedutaan ditutup pekan ini karena libur Idul Adha.
Dua orang di berusia 30-an ditahan dan sebuah mobil serta satu unit pistol berkaliber 9 mm disita. Kedua pria yang bernama Ahmet Celikten and Osman Gundas itu mengaku melakukan penembakan. Keduanya dilaporkan memiliki catatan kriminal dan hubungan mereka sedang diselidiki.
“Kami berterima kasih kepada Polisi Nasional Turki dan pemerintah Turki atas tindakan cepat dan profesional mereka dalam menangkap dua individu yang diduga menyerang misi kami pagi ini. Kami menghargai dukungan dan perlindungan mereka,” kata Kedutaan AS melalui Twitter.
Serangan itu bertepatan dengan perselisihan mendalam antara Ankara dan Washington atas pengadilan seorang pastor AS di Turki.
Hubungan telah semakin menegang atas kasus Andrew Brunson, menyebabkan AS menjatuhkan sanksi dan meningkatkan tarif yang mengirim lira Turki jatuh pekan lalu.
Sejumlah pertanyaan mengenai motif penembakan ini masih simpang siur.
Suleyman Soylu, menteri dalam negeri Turki, mengatakan, “Apakah ini provokasi menyusul kejadian baru-baru ini, atau apakah itu kejahatan biasa, atau apakah ini merupakan upaya memprovokasi dengan memakainya sebagai kejahatan kecil?”
Seorang pejabat di Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki mengatakan serangan itu adalah “provokasi yang jelas”, menambahkan misi diplomatik asing adalah tamu negara.
“Kepekaan paling tinggi akan ditunjukkan untuk memastikan keamanan mereka,” kata Omer Celik. “Turki adalah negara yang aman.”
Juru bicara kepresidenan, Ibrahim Kalin, men-tweet bahwa “penembakan yang ditunggangi” ini adalah “upaya untuk menciptakan kekacauan”.
Kedutaan Besar AS di Ankara dan konsulatnya di Istanbul telah menjadi sasaran serangan dan menghadapi sejumlah ancaman keamanan di masa lalu.
“Serangan tersebut menunjukkan bagaimana antipati antara Ankara dan Washington ketika perselisihan diplomatik terus bergemuruh,” lansir Al Jazeera dari Istanbul.
“Serangan tersebut tampaknya … dirancang sebagai peringatan atau menunjukkan ketidaksenangan terhadap Amerika Serikat saat ini,” tambahnya. (Althaf/arrahmah.com)