Pada akhirnya, dua pria yang berasal dari Palestina itu terbang pada Rabu malam (18/11/2015), setelah diperiksa oleh keamanan bandara dan polisi.
Setelah di dalam pesawat, Khalil mengatakan kepada NBC 5 bahwa beberapa penumpang membuatnya harus membuka kotak putih yang dia bawa, yang isinya hanya permen, lansir Straits Times (21/11).
“Jadi, saya berbagi baklava saya dengan mereka,” ujarnya.
Dihubungi oleh AFP, Southwest Airlines menolak berkomentar.
Insiden serupa juga terjadi di Chicago Midway pada Rabu, enam orang yang berasal dari Timur Tengah dilarang melakukan penerbangan dengan Southwest Airlines menuju Houston.
Di Florida, Kamis, penerbangan Spirit Airlines yang terbang ke Minneapolis berbalik dan kembali ke Fort Lauderdale setelah salah seorang penumpang remaja mendengar percakapan seseorang yang menyatakan ingin meledakkan pesawat.
Setelah pesawat itu mendarat, Yani Abotbul, seorang warga negara AS yang lahir dan dibesarkan di “Israel”, diinterogasi selama lima jam.
Abotbul dibiarkan pergi, dengan laporan polisi yang mengungkapkan tidak ada ancaman dan insiden tersebut tampaknya terjadi karena miskomunikasi dari saksi remaja.
Pengacaranya menuntut permintaan maaf baik dari maskapai penerbangan dan otoritas yang terlibat.
Spirit Airlines tidak menanggapi permintaan tersebut.
(fath/arrahmah.com)
Pada akhirnya, dua pria yang berasal dari Palestina itu terbang pada Rabu malam (18/11/2015), setelah diperiksa oleh keamanan bandara dan polisi.
Setelah di dalam pesawat, Khalil mengatakan kepada NBC 5 bahwa beberapa penumpang membuatnya harus membuka kotak putih yang dia bawa, yang isinya hanya permen, lansir Straits Times (21/11).
“Jadi, saya berbagi baklava saya dengan mereka,” ujarnya.
Dihubungi oleh AFP, Southwest Airlines menolak berkomentar.
Insiden serupa juga terjadi di Chicago Midway pada Rabu, enam orang yang berasal dari Timur Tengah dilarang melakukan penerbangan dengan Southwest Airlines menuju Houston.
Di Florida, Kamis, penerbangan Spirit Airlines yang terbang ke Minneapolis berbalik dan kembali ke Fort Lauderdale setelah salah seorang penumpang remaja mendengar percakapan seseorang yang menyatakan ingin meledakkan pesawat.
Setelah pesawat itu mendarat, Yani Abotbul, seorang warga negara AS yang lahir dan dibesarkan di “Israel”, diinterogasi selama lima jam.
Abotbul dibiarkan pergi, dengan laporan polisi yang mengungkapkan tidak ada ancaman dan insiden tersebut tampaknya terjadi karena miskomunikasi dari saksi remaja.
Pengacaranya menuntut permintaan maaf baik dari maskapai penerbangan dan otoritas yang terlibat.
Spirit Airlines tidak menanggapi permintaan tersebut.
(fath/arrahmah.com)