AKSU (Arrahmah.com) – Dua orang pemuda Uighur tewas dan empat lainnya luka-luka akibat kebakaran yang menghanguskan asrama, tempat para pemuda yang dikirim untuk kerja paksa di Aksu, Cina.
Dilansir RFA pada Kamis (18/2/2021), Nabijan Rozi (16), yang berasal dari Kasghar, dan seorang pemuda lainnya tewas saat kobaran api melahap gedung asrama tempat mereka dan 30 orang lainnya beristirahat. Selain mereka, empat pemuda lainnya juga dikabarkan luka-luka akibat kebakaran tersebut.
Kebakaran, yang terjadi pada Oktober tahun lalu itu, berusaha ditutupi oleh pejabat setempat untuk menghindari kemarahan publik. Mereka bahkan secara diam-diam menguburkan dua jenazah korban kebakaran itu dan tidak memberikan jenazahnya kepada pihak keluarga.
“Pada Oktober tahun lalu, salah satu kerabat saya tewas terbakar,” ujar salah seorang kerabat Rozi, yang tidak ingin disebutkan namanya demi alasan keamanan. Namun dia tidak bisa memberikan rincian terkait seorang pemuda lainnya yang juga tewas akibat kebakaran tersebut.
Sang kerabat juga bercerita bahwa kakak laki-laki Rozi, yang bernama Abdukahar juga dikirim ke Aksu untuk menjalani kerja paksa. Meski belum jelas apakah Abdukahar termasuk siswa yang terluka akibat kebakaran tersebut atau bukan. Sebab, tidak ada kabar pasti yang bisa didapatkan.
“Ayah Rozi saat ini tengah ditahan di salah satu kamp interniran yang tersebar luas di Xinjiang. Tinggal ibu Rozi yang tersisa. Ibunya pengangguran, dia tidak punya apa-apa lagi,” ujarnya.
Kerabat tersebut memberitahu bahwa sang ayah tidak pernah diberi tahu tentang kematian anaknya. Sedangkan sang ibu, setelah diberi tahu tentang kematian Rozi, ditemani oleh empat orang dari Biro Pendidikan, Serikat Wanita, dan Front Bersatu selama kurang lebih satu minggu, di mana mereka berusaha untuk mengontrol respons keluarga dan memastikan bahwa berita tidak menyebar luas.
“Kabar kematian Rozi kami dapatkan pada akhir November. Ayahnya masuk ke dalam kamp pada akhir 2017, jelas tidak tahu kabar kematian putranya. Saya pikir tidak ada cara bagi keluarga untuk memberi tahu dia,” pungkas kerabat tersebut.
Rozi merupakan satu dari 2.000 remaja yang dikirim ke Aksu untuk memetik kapas sebagai bagian dari program kerja paksa yang telah digulirkan oleh pemerintah Cina. (rafa/arrahmah.com)