JAKARTA (Arrahmah.com) – Dua anggota polisi yang sejak delapan hari lalu dinyatakan hilang di kawasan Poso, hari ini, ditemukan dalam kondisi tewas. Di leher keduanya diketahui terdapat luka yang diduga akibat ditusuk senjata tajam.
Hal tersebut disampaikan Karo Penmas Polri Brigjen Boy Rafli Amar, petang ini, seperti dilansir Beritasatu “Dua anggota Polri yang hilang di Poso telah ditemukan dalam keadaan meninggal dan luka di bagian leher. Diduga ditusuk dengan senjata tajam,” katanya.
Sementara itu, menurut seorang anggota polisi yang turut melakukan evakuasi, keduanya luka di leher keduanya terlihat seperti luka akibat sembelih.
“Seperti disembelih. Digorok. Tapi lehernya tak sampai putus. Ada juga beberapa luka lebam seperti disiksa. Sadis,” kata sumber yang meminta tak disebutkan namanya saat dihubungi malam ini.
Dalam foto yang dikirimkan sumber itu, salah satu mayat tampak tak mengenakan celana. Dia hanya mengenakan baju atau kaos warna coklat. Ada bekas lebam di kedua kakinya seperti dijerat. Tangannya terlentang saat jasad itu diangkat dari dalam lubang.
Dalam foto yang lain kedua mayat itu telah dimasukan dalam kantong mayat warna kuning. Kedua mayat itu dijejerkan di sebuah jalanan dari tanah. Tampak sejumlah anggota polisi, Brimob, dan tentara mengelilinginya. Ada kengerian di wajah para tim evakuasi ini.
Seperti diberitakan, kedua anggota Polri yang hilang di Poso telah ditemukan dalam keadaan meninggal dan terkubur dalam satu lubang. Keduanya diketemukan di Kampung Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso. Tepatnya di hutan atau kebun di luar perkampungan.
Saat ini dua jenazah yang diketemukan pukul 16.30 WITA itu sedang dibawa menuju Rumah Sakit Poso untuk dilakukan otopsi untuk mengetahui secara pasti kapan dan bagaimana keduanya tewas.
Sebelumnya keduanya dilaporkan hilang di Dusun Tamanjeka, Taman Hutan, Gunung Potong ketika mereka meyelidik di sana. Tidak jauh dari sana beberapa kali dijadikan tempat pelatihan militer yang dilakukan oleh sekelompok orang belakangan ini.
Dua polisi yang hilang itu adalah anggota Buser Polsek Poso Pesisir Briptu Andi Sapa dan Kanit Intel Polsek Poso Pesisir Brigadir Sudirman.
Diberitakan sebelumnya, penyidik Densus 88/Antiteror menuturkan bahwa kedua anggota polisi itu tengah mengumpulkan bahan keterangan di Desa Tamanjeka, Poso. Pasalnya, tempat itu dicurigai sebagai basis laskar di bawah pimpinan, Santoso yang menjadi buronan nomor satu.
Nama Santoso selalu muncul dalam setiap pengungkapan kasus terorisme. Santoso dianggap sebagai jaringan Abu Tholut alias Mustafa yang diyakini polisi merupakan panglima perang JAT. JAT yang didirikan ustadz Abu Bakar Baasyir pun berulangkali membantah dan menyatakan jika Abu Tholut sudah keluar dari JAT.
Nama Santoso kembali muncul pada Senin (8/10) saat Densus 88/Mabes Polri menangkap buron teror bernama Imron di Palu, Sulawesi Tengah, tak jauh dari Poso. Imron merupakan lulusan Pondok Pesantren Darussaadah, Boyolali, Jawa Tengah, tempat Salik Firdaus, salah satu aktor pelaku dalam Bom Bali 2005, menuntut ilmu. (bilal/arrahmah.com)