ASHKELON (Arrahmah.com) – Dua warga sipil tewas di Israel selatan Senin (29/12), akibat roket yang ditembakkan mujahidin Palestina di Jalur Gaza yang dikuasai gerakan Islam, pelayanan medis mengatakan.
Satu pria tewas dan delapan orang lainnya terluka, tiga serius, di kota Ashkelon di Israel selatan. Kematian kedua adalah di lingkungan Nahal Oz persis di utara perbatasan dengan Jalur Gaza, kata pertugas medis.
Radio publik sebelumnya melaporkan dua orang terluka dalam serangan di Nahal Oz, yang kemudian diklaim oleh Brigade Al-Quds, sayap bersenjata gerakan garis keras Jihad Islam Palestina.
Ledakan di Ashkelon terjadi di pusat kota dekat sebuah tempat bangunan yang media Israel katakan digunakan oleh sebagian besar pekerja Arab.
Petugas medis mengatakan pria yang tewas itu adalah seorang Arab Israel yang bekerja di tempat itu di kota yang terletak sekitar 13 Km di utara Jalur Gaza, yang Hamas perintah sejak Juni 2007.
Sayap bersenjata Hamas itu mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan mereka telah menembakkan “tiga roket tipe-Grad” ke Ashkelon.
Tiga warga sipil sekarang telah tewas di Israel akibat tembakan gerilyawan Palestina sejak Sabtu, ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran kilat di Jalur Gaza, yang sejak itu telah menewaskan sedikitnya 345 warga Palestina dan melukai lebih dari 1.550 orang, menurut dokter.
Roket lainnya menghantam kota Israel Ashdod Senin malam dan melukai lima orang, satu kritis, menurut seorang jurubicara Magen David Adom, atau palang merah Israel.
Ia mengatakan roket tipe-Grad dengan jarak tembak 40 Km itu menghantam sebuah tempat langsiran kereta api.
Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan dalam satu pernyataan di Gaza, brigade itu juga telah menembakkan roket yang menghantam Ashdod.
Roket Grad lebih akurat ketimbang Qassam yang biasanya lebih banyak digunakan oleh kelompok bersenjata Palestina.
Orang yang tinggal di Israel utara 20 Km dari perbatasan dengan Gaza telah dinasehati sejak Sabtu untuk tetap di tempat perlindungan umum atau pribadi kapanpun mungkin.
Ketika pengamatan radar Israel mendeteksi sebuah roket masuk, orang setempat hanya memiliki kurang dari satu menit untuk berlindung. (Hanin Mazaya/republika)