TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Dua orang “Israel” tewas dalam sebuah serangan penembakan yang dicurigai dilakukan oleh warga Palestina pada Sabtu (19/8/2023) di Tepi Barat yang diduduki, menurut klaim militer “Israel”, yang merupakan serangan terbaru yang mengguncang wilayah tersebut.
Militer mengatakan bahwa pihaknya sedang mencari para tersangka dan memasang rintangan-rintangan jalan di dekat kota Hawara, sebuah wilayah yang bergejolak di Tepi Barat bagian utara.
Sejak musim semi lalu, Tepi Barat telah menyaksikan beberapa pertempuran paling mematikan antara “Israel” dan Palestina dalam hampir dua dekade terakhir.
Juga pada Sabtu, seorang warga Palestina yang ditembak oleh tentara “Israel” di Tepi Barat yang diduduki awal pekan ini meninggal dunia akibat luka-lukanya, seperti dilaporkan AFP.
Kematian tersebut merupakan yang terbaru dalam gelombang kekerasan yang mengguncang wilayah itu.
Menurut kantor berita resmi Palestina, Wafa, Mohammad Abu Asab (19), ditembak di bagian kepala pada Rabu (16/8) dalam sebuah serangan tentara “Israel” ke kamp pengungsi Balata di dekat kota Nablus, Tepi Barat bagian utara. Pernyataan tersebut mengutip para pejabat medis.
Militer “Israel” mengklaim dalam pernyataannya pada Rabu bahwa sebuah unit komando menyerbu Balata untuk menghancurkan sebuah pabrik senjata bawah tanah.
Ketika menghancurkan lokasi dan tempat penyimpanan bahan peledak rakitan, militer mengklaim baku tembak terjadi di lorong-lorong kamp yang padat antara tentara dan warga Palestina bersenjata.
Wafa melaporkan bahwa dalam pertempuran tersebut, Abu Asab tertembak di kepala dan kemudian dibawa ke rumah sakit Rafidia di Nablus, di mana ia kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Pejabat kesehatan Palestina tidak segera mengonfirmasi kematiannya.
Tidak jelas apakah Abu Asab berafiliasi dengan kelompok militan dan dia tidak segera diklaim sebagai anggota oleh kelompok manapun.
Gelombang kekerasan telah melanda Tepi Barat dan Yerusalem timur yang diduduki “Israel” selama lebih dari satu tahun.
“Israel” telah melakukan serangan hampir setiap malam sejak musim semi lalu sebagai tanggapan atas serentetan serangan mematikan Palestina. Ini menjadi pertempuran paling sengit di Tepi Barat dalam dua dekade terakhir.
Hampir 180 warga Palestina telah terbunuh oleh tembakan “Israel” di wilayah tersebut sejak awal 2023, menurut penghitungan oleh The Associated Press. Hampir setengah dari mereka berafiliasi dengan kelompok-kelompok militan, meskipun militer “Israel” mengatakan bahwa jumlah tersebut jauh lebih tinggi. Dalam kurun waktu yang sama, serangan Palestina terhadap warga “Israel” telah menewaskan 27 orang di “Israel” dan Tepi Barat.
“Israel” mengatakan bahwa penggerebekan tersebut dimaksudkan untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan-serangan di masa depan. Palestina melihat kekerasan tersebut sebagai respon alamiah terhadap pendudukan selama 56 tahun, termasuk peningkatan pembangunan pemukiman ilegal oleh “Israel” dan peningkatan kekerasan oleh pemukim ilegal ekstremis Yahudi.
“Israel” merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967, bersama dengan Yerusalem timur dan Jalur Gaza. Orang-orang Palestina menginginkan wilayah-wilayah tersebut sebagai negara merdeka yang mereka harapkan. (haninmazaya/arrahmah.id)