RAMALLAH (Arrahmah.com) – Dua nyawa tahanan Palestina yang sakit di penjara-penjara “Israel” tengah berada dalam bahaya, ungkap Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Senin (1/9/2019).
Sami Abu Diak (35), dari desa Silat al-Dahr di Tepi Barat utara, menderita kanker usus dan harus berada di kursi roda.
Sedangkan Bassam Al-Sayah menderita kanker tulang, leukemia akut, dan masalah kesehatan jantung.
“Nyawa kedua tahanan itu dalam bahaya nyata dan bisa mati kapan saja,” kata Hassan Abed Rabbo, juru bicara Komisi Tahanan dan mantan Tahanan PLO, kepada Anadolu Agency.
Dia mengatakan pihak berwenang “Israel” telah menolak untuk membebaskan kedua pria itu meskipun mereka tengah dalam kondisi kritis.
Juru bicara itu kemudian menuduh pemerintah “Israel” ‘membunuh dua tahanan tersebut secara perlahan-lahan’. Ia juga menyerukan kelompok-kelompok hak asasi manusia agar segera bertindak untuk membebaskan mereka.
Abu Diak ditangkap oleh pasukan “Israel” pada tahun 2002 dan divonis hukuman penjara seumur hidup. Sedangkan Al-Sayah ditangkap pada 2015 saat ia menghadiri sidang pengadilan istrinya dan didakwa terlibat bersama istrinya dalam pembunuhan seorang perwira “Israel” di Tepi Barat.
Sekitar 216 tahanan Palestina diperkirakan telah meninggal di penjara-penjara “Israel” sejak tahun 1967, beberapa di antaranya meninggal tak lama setelah dibebaskan dari tahanan.
Lebih dari 5.500 warga Palestina saat ini mendekam di penjara-penjara “Israel”, termasuk 1800 pasien, di mana 700 di antaranya membutuhkan intervensi medis yang mendesak, menurut angka resmi Palestina. (rafa/arrahmah.com)