ALBERTA (Arrahmah.com) – Polisi Kanada tengah memburu pelaku penyerangan terhadap dua Muslimah di provinsi Alberta, Kanada Barat. Diduga motif penyerangan tersebut adalah kebencian rasial dan Islamofobia, ungkap media lokal Kanada pada Kamis (24/6/2021).
Menurut Royal Canadian Mounted Police, seorang pria yang mengenakan masker mendekati wanita-wanita yang berada di St. Albert sambil meneriakkan hinaan rasial dan mengacungkan pisau. Lelaki tersebut kemudian mencengkram jilbab seorang Muslimah dan membantingnya ke tanah, sehingga ia pingsan.
Muslimah kedua juga dibanting ke tanah, kemudian pelaku menodongkan pisau ke leher Muslimah tersebut sambil terus meneriakkan hinaan rasial. Pelaku kemudian melarikan diri, ujar polisi. Kedua korban tidak mengalami luka serius, namun salah satu Muslimah harus dilarikan ke rumah sakit.
“Tetangga, teman dan keluarga Muslim kami layak untuk mendapatkan rasa aman dan diterima di komunitas mereka,” kata Wali kota St. Albert Cathy Heron, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
“Saya sedih karena banyak dari mereka yang saat ini merasa tidak aman,” imbuhnya.
Para saksi mengatakan bahwa pelaku diperkirakan berusia sekitar 50 tahun, tinggi 6 kaki, memakai celana jeans gelap, kemeja biru, dan bandana merahdan putih.
Daerah Edmonton menjadi tempat terjadinya serangan rasial dan Islamofobia pada tahun ini. Termasuk kasus seorang wanita berusia 50-an yang didorong ke trotoar saat tengah berjalan-jalan, ungkap CTV News.
Pada bulan Maret, seorang pria didakwa setelah mengucapkan cercaan terhadap seorang remaja Msulimah yang mengenakan jilbab.
St. Albert adalah kota berpenduduk 65.000 yang terletak hanya 12 kilometer dari Edmonton. Ironisnya, St. Albert dinobatkan oleh majalah digital MoneySense sebagai tempat tinggal terbaik di Kanada pada tahun 2014.
Sebelumnya pada bulan Juni, seorang pria juga ditangkap karena membunuh empat anggota keluarga Muslim Kanada dengan menabrak mereka truk pikapnya. Tersangka, yang berusia 20 tahun tersebut, telah didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan. Beberapa pemimpin Islam mendesak agar pengadilan mengklasifikasikan serangan tersebut sebagai tindakan terorisme.
Insiden tersebut terjadi ketika lima orang anggota keluarga Muslim sedang berhenti di trotoar untuk menyebrangi persimpangan, tiba-tiba sebuah truk pikap hitam menaiki trotoar dan menabrak mereka, ungkap polisi.
Dilansir AFP, Asosiasi Muslim Kanada telah meminta polisi untuk menuntut pelaku serangan mengerikan ini sebagai tindakan kebencian dan terorisme. (rafa/arrahmah.com)