Dua ledakan dahsyat mengguncang ibukota Aljazair, menewaskan hampir 30 orang dan ratusan korban luka-luka.
Satu bom meledak di luar kantor perdana menteri Aljazair di Aljazair Tengah. Ledakannya sampai terdengar dalam radius 10 kilometer. Ledakan lainnya terjadi di dekat pos polisi Bab Ezzouar, yang berlokasi di pinggiran kota tak jauh dari bandara internasional Al-Jazair. Ledakan ini menghancurkan sebuah gardu listrik.
Belum ada penjelasan resmi pemerintah apa penyebab dua ledakan tersebut, namun sejumlah saksi mata mengatakan bahwa ledakan itu berasal dari serangan bom bunuh diri.
Kantor berita Aljazair, APS menyebutkan korban tewas sekitar 23 orang dan 160 orang luka-luka. Sementara Reuters menyebutkan korban tewas 30 orang.
Aljazeera menyatakan, bironya di Rabat-ibukota Maroko-menerima telepon dari seorang laki-laki yang mengaku anggota Al-Qaidah dan mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan yang terjadi di Aljazair.
Penelpon itu mengatakan kedua ledakan tersebut dilakukan oleh tiga anggota Al-Qaidah yang melakukan aksi bom bunuh diri. Namun sejauh ini, belum bisa dikonfirmasi kebenaran klaim penelpon tersebut.
Menteri Dalam Negeri Maroko, Chakib Benmoussa menyatakan bahwa tim investigasi menyatakan “tidak ada kaitan” antara dua ledakan yang terjadi di Aljazair dengan ledakan yang terjadi di Casablanca pada Selasa (10/4). Peristiwa ledakan itu bisa saja kebetulan terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Namun Benmoussa mengatakan, tim investigasi tidak menutup kemungkinan ledakan di Aljazair ada kaitannya dengan ledakan di Casablanca yang terjadi tak kurang dari 24 jam sebelumn.
Meski ledakan terjadi tepat di depan kantornya, Perdana Menteri Aljazair Abdulaziz Belkhadem dilaporkan selamat dan tidak terluka. Ia menyebut para pelakunya sebagai “kriminal dan pengecut” dan akan segera menggelar penyelidikan atas kasus ledakan tersebut.
Dalam beberapa serangan yang terjadi di Aljazair belakangan ini, kelompok Salafi untuk Dakwah dan Pertempuran yang anti pemerintah, mengaku bertanggung dan menyatakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok Usamah bin Ladin. (ln/aljz)