ANKARA (Arrahmah.com) – Dua anggota kelompok teroris PKK ditangkap atas tweet yang mereka posting sebelum serangan bom Ankara terjadi. Mereka mengatakan kota akan diserang, kata seorang pejabat keamanan yang dilansir Anadolu Agency pada Rabu (14/10/2015).
Menurut pejabat itu, para tersangka terkait dengan akun Twitter yang mengirim pesan “Bom akan meledak di Ankara” sembilan jam sebelum terjadi ledakan yang menewaskan sedikitnya 97 orang yang sedang berkumpul untuk aksi damai.
Pejabat itu mengidentifikasi pelaku tersebut kepada Anadolu Agency sebagai Erhan O. dan Mehmet P. dan mengklaim mereka berada di belakang akun bernama DrBereday, yang juga men-tweet sebuah pesan seperti “Bagaimana jika ISIS meledak?!” dan memperingatkan mungkin ada “intervensi” ISIS di aksi damai itu.
Menurut sumber itu, Erhan O. lahir di tenggara kota Diyarbakir. Dia dikatakan ikut ambil bagian dalam serangan PKK dan sebelumnya pernah ditangkap dua kali.
Dia mengakses akun Twitter-nya menggunakan ponsel dan mendaftarkan dirinya atas nama anggota keluarga, sumber tersebut menambahkan. Relevansi nama akun, yang pernah aktif dari tahun 2012 sampai akun tersebut dinonaktifkan, belum jelas.
Mehmet P. dilahirkan di Suruc, provinsi Sanliurfa, dan diduga telah bekerja secara online untuk organisasi teroris PKK.
Menurut sumber itu, ia pernah ditangkap pada 13 Mei di provinsi Sanliurfa dalam sebuah operasi di mana bahan peledak disita. Dia dikatakan pernah ditahan antara tahun 2013 dan 2014 dan menerima pelatihan bahan peledak di Suriah.
Sumber itu juga mengklaim bahwa Mehmet pernah mencoba mencalonkan diri dalam pemilihan umum 7 Juni, namun gagal dicalonkan oleh sebuah partai.
Penangkapan itu dilakukan setelah Twitter membagikan rincian tentang protokol akun Internet.
Serangan bom Ankara terjadi ketika Turki terlibat dalam konflik dengan PKK di tenggara dan menghadapi ancaman di perbatasan selatannya dari kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Perdana Menteri Ahmet Davutoglu telah mengidentifikasi ISIS sebagai kelompok yang paling mungkin berada di balik serangan itu. ISIS telah terlibat dalam serangan bom 5 Juni terhadap peserta rapat umum politik di Diyarbakir yang menewaskan empat orang, serta bom bunuh diri di Suruc 20 Juli yang menewaskan 33 aktivis muda.
(fath/arrahmah.com)