TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Tiga warga Palestina, termasuk dua anak-anak, ditembak dan terluka oleh pasukan pendudukan ‘Israel’ selama penggerebekan di wilayah Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (6/3/2025), sementara tentara mulai menghancurkan 17 rumah di kamp pengungsi Nour Shams.
Menurut pernyataan dari Bulan Sabit Merah Palestina, yang dikutip oleh kantor berita Anadolu, seorang anak berusia 14 tahun dirawat di rumah sakit setelah ditembak di kaki dengan peluru tajam selama serangan ‘Israel’ di daerah Rihiyye, selatan Hebron (Al-Khalil) di Tepi Barat selatan.
Para saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa tentara ‘Israel’ menyerbu beberapa rumah di lingkungan an-Nejjar dan al-Hallaq di desa Rihiyye.
Pasukan ‘Israel’ juga menembakkan bom suara di pusat desa dan melepaskan tembakan dengan peluru tajam.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa pasukan ‘Israel’ melepaskan tembakan selama penyerbuan di kota Qusra, Tepi Barat utara, yang mengakibatkan seorang gadis muda terluka parah di bagian kepala. Ia dipindahkan ke Rumah Sakit Negara Rafidia untuk menjalani perawatan.
Kantor berita resmi Palestina WAFA juga melaporkan bahwa selama penggerebekan yang sama, seorang wanita Palestina berusia 20 tahun terluka di kepala oleh peluru tajam dan dirawat di rumah sakit untuk perawatan.
Laporan itu lebih lanjut menyatakan bahwa pasukan ‘Israel’ menggunakan peluru tajam dan menembakkan bom gas beracun selama serangan di Qusra, yang memicu bentrokan di daerah tersebut.
Juga pada Kamis (6/3), seorang pemuda Palestina terluka setelah diserang secara brutal oleh tentara pendudukan ‘Israel’ di kota Silwan, selatan Yerusalem yang diduduki, WAFA melaporkan.
Alaa Samreen diserang setelah ditahan, demikian laporan tersebut. Ia kemudian dibebaskan dan dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan medis.
Rumah-rumah di Nour Shams Dihancurkan
Tentara ‘Israel’ mulai menghancurkan 17 rumah Palestina di kamp pengungsi Nour Shams di Tepi Barat utara pada Kamis (6/3), Anadolu melaporkan.
Para saksi mata mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa buldoser militer bergerak ke kamp di sebelah timur kota Tulkarem dan mulai menghancurkan bangunan-bangunan tersebut. Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah otoritas ‘Israel’ mengeluarkan perintah pembongkaran untuk bangunan-bangunan tersebut pada Rabu (5/3) untuk membangun jalan di lingkungan Al-Manshiya di kamp tersebut.
Dalam pernyataan kepada Anadolu pada Rabu (5/3), Nihad Al-Shawish, kepala komite layanan lokal di kamp tersebut, memperingatkan bahwa pembongkaran tersebut akan menyebabkan puluhan keluarga kehilangan tempat tinggal.
Shawish mencatat bahwa 11 rumah Palestina juga dihancurkan oleh tentara ‘Israel’ di kamp tersebut beberapa hari yang lalu.
“Ini adalah hukuman kolektif yang ditujukan untuk mengubah geografi kamp dengan dalih keamanan palsu,” katanya.
Beberapa Tercekik
Pada Rabu malam (5/3), beberapa warga Palestina menderita sesak napas di tangan pasukan ‘Israel’ yang menyerbu kota Al-Khader, sebelah selatan Betlehem.
WAFA melaporkan bahwa pasukan pendudukan menerobos masuk ke kota tersebut, melepaskan tembakan peluru tajam dan tabung gas air mata ke arah rumah-rumah dan bisnis-bisnis penduduk, yang mengakibatkan beberapa kasus sesak napas.
Di Nablus pada Rabu (5/3), ratusan warga Palestina terpaksa membatalkan puasa Ramadhan mereka sambil menunggu dalam antrian panjang di pos pemeriksaan militer Beit Furik.
WAFA melaporkan bahwa hal ini terjadi karena semakin ketatnya pembatasan pergerakan warga Palestina oleh pasukan pendudukan, sejak gelombang pertama tahanan dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata Gaza yang mulai berlaku pada 21 Januari.
Lebih dari 800 Pos Pemeriksaan
Kebebasan bergerak warga Palestina di wilayah Tepi Barat yang diduduki telah dibatasi melalui kombinasi kompleks sekitar 898 pos pemeriksaan dan gerbang tetap dan sementara, menurut WAFA. Ini termasuk 18 gerbang yang telah dipasang sejak awal tahun 2025 dan 146 gerbang lainnya yang dipasang setelah 7 Oktober 2023.
Tentara ‘Israel’ telah melancarkan operasi militer di Tepi Barat utara sejak 21 Januari, menewaskan sedikitnya 65 orang dan membuat ribuan orang mengungsi.
Otoritas Palestina telah memperingatkan bahwa serangan militer ‘Israel’ merupakan bagian dari rencana yang lebih luas oleh pemerintah Benjamin Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat yang diduduki dan mendeklarasikan kedaulatan atasnya, yang secara resmi dapat menandai berakhirnya solusi dua negara, demikian laporan Anadolu. (zarahamala/arrahmah.id)