JAKARTA (Arrahmah.com) – Banjir yang melanda Jakarta hari ini bukanlah hal yang mengejutkan. Sebab sistem drenase yang ada di Ibu Kota dinilai sudah uzur.
“Dua tiga jam diguyur hujan, Jakarta bisa banjir. Kita tahu bahwa sistem drainasenya sudah warisan lama,” kata pengamat perkotaan Yayat Supriatna saat berbincang dengan Metro TV dalam acara Prime Time News, Senin (9/2/2015) petang.
Dia mengatakan, Jakarta punya masalah krusial: penurunan tanah. Pemerintah harus memperhatikan masalah itu dan harus mampu mengajak masyarakat berpartisipasi mengurangi dampak banjir. “Banjir kita lihat dari Jakarta cukup merata. Yaitu di Jakarta Utara kemudian Jakarta Barat dan Pusat, selatan dan timur tidak parah,” terangnya.
Dia berharap, sistem drainase di Jakarta diperbaiki agar aliran air mulus ke sungai dan laut. “Curah hujan hari ini belum berada pada puncaknya. Kalau di Bogor curah hujan tinggi, itu akan pengaruhi banjir di Jakarta. Kita harap Jakarta dibenahi, ada tempat yang mampu mewadahi air yang begitu banyak. Seperti membangun situ atau waduk,” terangnya.
Hari ini sejumlah ruas jalan tergenang dan tidak bisa dilewati. Berdasarkan data Pusat Data Informasi dan Humas BNP, hingga pukul 16.00 WIB, ada 93 titik genangan di Jakarta. Banjir tersebar di Jakarta Pusat 35 titik, Jakarta Barat 28 titik, Jakarta Utara 17 titik, Jakarta Timur delapn titik, dan lima titik di Jakarta Selatan dengan ketinggian banjir antara 10-80 cm.
Banjir di Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara terjadi sesuai dengan konsentrasi sebaran hujan yang berada di Jakarta bagian utara. Hujan sangat lebat terjadi di Kemayoran (177 mm per hari). “Jika dibandingkan 2013 dan 2014, curah hujan hari ini lebih rendah. Buruknya drainase perkotaan dan kurangnya kawasan resapan air menyebab air melimpah ke jalan, karena drainase tidak mampu menampung limpasan air permukaan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNP, Sutopo Purwo Nugroho.
YDH
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan banjir yang terjadi di Jakarta merupakan urusan gubernur. Meski begitu, ia meminta agar masyarakat turut serta berpartisipasi mencegah terjadinya banjir, bukan hanya pemerintah.
“Ya itu tentu urusan gubernur. Gubernur harus lebih ketat lagi, kerjanya lebih baik lagi mengatasi semuanya. Masyarakat tapi harus ikut serta,” katanya kepada wartawan di Pangkalan Udara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Senin, (9/2) saat hendak bertolak kembali ke Jakarta, tulis ROL. (azm/arrahmah.com)