Nusakambangan (armnews) – Ali Ghufron akhirnya menjawab tuduhan DR. Syafi’i Ma’arif – mantan Ketua PP Muhammadiyah- atas artikel yang dibuatnya di kolom resonansi Harian Republika tanggal 4 Maret 2008.
Artikel jawaban atau bantahan Ali Gufron tersebut dimuat di harian Republika, tanggal 7 April 2008. Meskipun di balik terali besi, Ali masih bisa menulis untuk meluruskan tulisan “Sang Doktor”.
Dalam tulisan Ghufron disebutkan beberapa bantahannya atas pernyataan keliru yang dibuat oleh Syafi’i Ma’arif.
Sebelumnya, Syafi’i menulis tentang Ali Ghufron dalam kolom Resonansi harian Republika bertajuk “Nasir Abas Tentang Ali Ghufron”. Di dalam artikelnya, Syafi’i menyebutkan beberapa hal antara lain bahwa 1. Nasir gagal menyadarkan adik iparnya tersebut agar kembali ke jalan yang benar, tidak larut dalam terorisme. 2. Sekarang hubungan Nasir dengan Ali Ghufron memburuk bahkan ucapan salam Nasir ketika membesuk di tahanan tidak dijawab. 3. Setelah Nasir ditangkap, lalu sadar, polisi menjadikannya “teman” untuk membongkar jaringan teror, di samping disuruh menyadarkan bekas anak buahnya dalam dunia hitam itu, Nasir menyatakan bahwa misinya setelah siuman adalah menghentikan kejahatan, kekerasan, dan para penyimpang. 4. Kejahatan semacam ini jelas harus ditumpas. 5. Melakukan teror di Indonesia adalah perbuatan biadab.
Dalam tulisannya, Ali Ghufron mengungkapkan, “Pernyataan Dr Syafi’i bahwa Nasir pernah membesuk saya di dalam tahanan dan menyampaikan salam kepada saya dan saya tidak menjawab, ini benar-benar dusta.”
“Selama saya ditahan sejak Desember 2002 sampai Maret 2008, mulai di Klaten hingga sekarang di LP Nusakambangan, belum pernah Nasir membesuk saya, dan belum pernah menyampaikan salam baik langsung maupun tidak langsung dan saya tidak menjawabnya.” Tambahnya.
“Sewaktu saya di LP Kerobokan Bali, ada seorang yang menyampaikan bahwa dia akan besuk, tapi ternyata tidak jadi, dan pernah juga Achmad Michdan (pengacara dari TPM) menyampaikan kira-kira enam bulan lalu bahwa ada seorang yang tidak dikenal mengaku dari keluarga saya menelepon atau mengirim SMS mau mendaftar untuk membesuk saya. Dugaan saya dia adalah Nasir.”
“Saya tunggu tapi tidak datang juga.” Jawab Ali.
Tak hanya menjawab atau membantah artikel Syafi’i Ma’arif, Ali Ghufron juga menambahkan nasehat kepada Ma’arif untuk tidak menghujat para penegak Syariat Islam dan tidak memelintir ayat-ayat al Quran.
“Nasihat saya, sebaiknya mulai sekarang menumpukan perhatian untuk mengoreksi diri, dan mengurangkan kesibukan mengoreksi orang lain, serta menghentikan sama sekali kegemaran mengoreksi ayat-ayat Allah dan syariat-Nya” kata Ali Ghufron dalam kalimat penutupnya. (md)
Selanjutnya, artikel lengkap Ali Ghufron bisa dibaca di http://muslimdaily.net/index.php?page=artikel&subpage=detail&detailed=42
Sumber: MuslimDaily