BANDUNG (Arrahmah.com) – Dewan Pengawas Syariah Koperasi KPP UMKM Syariah Banten, Dr. Hendri Tanjung mengatakan bahwa pengelolaan wakaf terbukti sukses dikelola oleh para khalifah terdahulu, saat menjadi panelis pada even 3rd International Islamic Philantrophy, Selasa (3/3/2015) di Hotel Golden Flower, Bandung.
Dr. Hendri memaparkan, “Pada 1513 M silam, salah seorang khalifah Turki mengelola wakaf sejumlah 70.000 dirham. 40.000 dirham dialirkan, dan sisanya, 30.000 dirham diolah menjadi wakaf produktif. Hasil dari pengelolaan wakaf produktif tersebut ternyata mampu memberikan 3 dirham perhari kepada para pengajar.”
Berkaca pada kesuksesan khilafah tersebut, Dr. Hendri mengadopsi semangat wakaf itu dan menerapkannya dalam bentuk program koperasi wakaf di kab. Banten. Dengan mengoptimalkan potensi anggota sebanyak 98.000 orang, ia mengajak mereka berpartisipasi mengisi kencleng yang wajib diisi Rp.1000 setiap satu minggu sekali. Alhamdulillah, dalam satu tahun, koperasi yang dikelolanya berhasil mengumpulkan dana wakaf sekitar 3,6 Milyar. Agar dana tersebut lebih produktif, koperasi lalu menggulirkannya melalui investasi.
“Saat ini, hasil pengelolaan wakaf tersebut mampu memberi bantuan sebesar Rp. 360.000 per anak. Dan jika ada rumah anggota koperasi yang rusak dana tersebut bisa digunakan untuk merenovasinya,” jelas Dr. Hendri.
Dr.Hendri menambahkan bahwa ada dua instrumen dalam usaha pengentasan kemiskinan, yaitu zakat dan wakaf. “Jika masyarakat memiliki kesadaran dalam hal wakaf dan zakat serta keduanya dikelola dengan baik, maka kemiskinan bisa dientaskan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Hendri juga menjelaskan fungsi koperasinya sebagai lembaga keuangan syariah. Dari simpanan pokok anggota dengan jumlah semasif itu, koperasi konvensional yang beralih sistem menjadi berbasis syariah tersebut mampu mengoleksi dana kebajikan sebesar 6 milyar. Dana kebajikan yang kini “idle” itu dimanfaatkan untuk program pinjaman modal dengan akad yang sesuai syariat dan sisa hasil usahanya dapat dirasakan para anggota.
“Ibarat mengawinkan orang Islam dengan non-Muslim, masa orang Islam mau pinjam modal masih pakai sistem seperti bank konvensional?” jelasnya sederhana.
Pengawas syariah dari koperasi terbaik se-Banten itu juga mengatakan, bahwa dengan memfungsikan akad istisna, dana Ummat di koperasinya dapat mensejahterakan masyarakat Banten secara umum. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya 6000 unit fasilitas MCK (mandi cuci kakus) yang sesuai standar sanitasi.
Menutup paparannya, Dr. Hendri berpesan, “Mari berpikir sederhana untuk kebaikan Ummat.” (adibahasan/arrahmah.com)