Setiap perang memiliki penjahat dan pahlawannya. Pepatah ini lebih ditekankan dalam perang genosida “Israel” yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung dibandingkan perang lainnya.
Meskipun jelas bahwa tidak ada kepahlawanan dalam pembunuhan atau luka-luka lebih dari 100.000 warga sipil, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta kelaparan seluruh penduduk, ada banyak kepahlawanan di pihak Palestina.
Pahlawan Palestina terbaru yang terkenal adalah Dr. Amira al-Assouli.
Keberanian Dr. al-Assouli tidak memerlukan dokumentasi video atau bukti. Pekerjaannya di Kompleks Medis Al-Nasser di Khan Yunis, yang benar-benar menyelamatkan nyawa setiap hari, membuktikan hal tersebut.
Namun satu video membuat Dr. al-Assouli menjadi fenomena internasional.
Video tersebut memperlihatkan dokter pemberani asal Gaza itu berlari membungkuk pada Sabtu malam (10/2/2024) dari gerbang dalam kompleks menuju area lain di rumah sakit, untuk menyelamatkan seorang pemuda yang ditembak oleh penembak jitu “Israel” dan ditinggalkan sendirian, berdarah.
Penembak jitu “Israel” telah ditempatkan di sekitar Al-Nasser selama lebih dari 20 hari, menembaki semua orang, termasuk hewan yang berani keluar atau masuk rumah sakit.
Dokter, pasien, kerabat, atau pengungsi yang terlantar pun ikut terjerumus ke dalam situasi tersebut.
Tapi Dr. al-Assouli siap mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang lain.
BREAKING: HEROINE NURSE RUNS INTO GUNFIRE TO SAVE A WOUNDED GAZAN
Legend pic.twitter.com/X8G3dfaSTW
— Sulaiman Ahmed (@ShaykhSulaiman) February 10, 2024
Terlantar
Dr al-Assouli sendiri adalah seorang pengungsi. Rumahnya di Abasan Al-Jadeeda, sebelah timur Khan Yunis, hancur akibat pengeboman “Israel”.
Sejak itu, dia tinggal di rumah sakit, atau lebih tepatnya, bekerja sepanjang waktu, di rumah sakit yang tidak memiliki segalanya.
“Pasukan pendudukan menembaki gerbang, gedung, dan halaman Kompleks Medis Al-Nasser,” sebuah pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada Sabtu (10/2).
Pernyataan tersebut menyebutkan sejumlah warga Palestina syahid dan lainnya terluka akibat pengeboman “Israel” yang tiada henti.
Menurut kementerian, ada lebih dari 300 staf medis di dalam rumah sakit, merawat 450 orang yang terluka, dan lebih dari 10.000 pengungsi yang kehilangan tempat tinggal.
Kementerian tersebut, bersama dengan organisasi Palestina lainnya, meminta berbagai lembaga PBB untuk memasuki kompleks tersebut guna memberikan perlindungan bagi mereka yang berada di dalamnya. Namun, hal ini masih belum bisa direalisasikan.
Perang terhadap Rumah Sakit
Meskipun agresi “Israel” di Gaza dimulai pada 7 Oktober, perang terhadap Rumah Sakit Al-Nasser baru dimulai pada 22 Januari. Seperti semua rumah sakit lain di Gaza, tentara “Israel” mengepung dan menyerang Al-Nasser seolah-olah itu adalah pangkalan militer Perlawanan.
Meskipun dokter-dokter Palestina kini telah sepenuhnya memahami tujuan serangan “Israel” terhadap rumah sakit, dan menyebabkan semakin banyaknya pengungsi yang terpaksa mengungsi, mereka tetap bertahan, berusaha menyembuhkan yang terluka hanya dengan obat-obatan dan peralatan yang mereka miliki.
Dr. Al-Assouli adalah salah satu petugas medis Palestina yang heroik yang terus mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan nyawa orang lain.
Menurut pernyataan Kantor Pemerintah Gaza, pada 8 Februari, 340 staf medis syahid sejak dimulainya perang, selain 46 pekerja pertahanan sipil.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 28.176 warga Palestina telah syahid, dan 67.784 terluka dalam genosida “Israel” yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober. (zarahamala/arrahmah.id)