JAKARTA (Arrahmah.com) – Departemen Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah dalam risalahnya tentang situasi terakhir di Aleppo, Suriah menyebut rezim Suriah yang dikendalikan oleh Basyar Al-Asad didukung oleh Iran dan Rusia laksana Ashabul Ukhdud, yakni melakukan pembantaian atas orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mempertahankan kemuliaan dirinya, oleh rajanya yang zhalim dan memaksakan kekuasaan mutlaknya. Pembantaian itu dilakukan dengan cara membakar semua orang beriman di dalam sebuah parit raksasa. Rezim Assad dan pendukungnya hari ini membakar warga kota Aleppo dengan peluru kendali, bom artileri, bom gentong, mortir dan lain-lain mengingatkan hamba-hamba Allah akan peristiwa yang pernah terjadi sebelum zaman Rasulullah.
Berikut ini selengkapnya Risalah Departemen Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah tentang situasi di Aleppo, Suriah, yang diterima redaksi Ahad, (1/5/2016).
1. Selama sembilan hari, sejak 22 April 2016, rezim Suriah yang dikendalikan oleh Basyar Al-Asad didukung oleh Iran dan Rusia, lakukan lebih dari 260 serangan udara, 110 artileri, 18 peluru kendali, 68 bom, membantai lebih dari 200 warga, serta lukai ratusan lainnya. Demikian laporan satuan tugas kedaruratan warga Syria Civil Defence, yang dikenal secara internasional bertugas menolong korban-korban serangan militer yang sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun.
2. Akibat gempuran dan agresi militer itu, untuk pertama kalinya dalam kurun lebih dari 1 milenium (1000 tahun), masjid-masjid Aleppo tidak melakukan solat Jum’at pada 29 April 2016. Demikian dilaporkan kantor-kantor berita diantaranya Asy-Syarqul Awsath.
3. Aleppo (atau dalam bahasa Arab disebut حلب atau Halab) adalah nama salah satu kota tertua di dunia yang masih dihuni oleh manusia, dimulai sejak 5000 tahun sebelum Masehi. Aleppo juga kota terbesar di Suriah, ibukota propinsi paling utara, berbatasan dengan Turki. Kota Aleppo menempati kawasan seluas 190 Kilometer per segi, berpenduduk kurang lebih 2 juta jiwa.
4. Sejak Maret 2011, rezim Basyar Al-Asad memutuskan menggunakan kekerasan senjata untuk membunuhi, menteror, menangkapi, menyiksa sampai mati, warga Suriah, untuk mempertahankan kekuasaan keluarga dan kroninya. Akibat dari keputusan itu banyak wilayah Suriah yang terbelah dua. Ada yang warganya berhasil membebaskan diri dari kekuasaan diktator Asad, ada yang belum.
5. Pada November 2012, Aleppo terbagi dua. Sebelah utara berhasil dibebaskan oleh warga, sebelah selatan masih dikuasai rezim Asad. Kawasan yang berhasil dibebaskan oleh para Mujahidin dari kalangan warga, diembargo oleh rezim. Listrik diputus, air dimatikan, jalan-jalan diblokade, serangan militer terus menerus dikerahkan oleh rezim, baik dari udara maupun dengan artileri jarak jauh. Namun, warga dan Mujahidin yang berada di kawasan yang sudah dibebaskan dari rezim bersabar dan bertahan. Mereka bahkan membentuk Mahkamah Syari’ah yang mengatur tata tertib kehidupan dan keperluan masyarakat sebisa mungkin, seperti distribusi makanan, penyelesaian sengketa, pendataan penduduk, kebersihan, air, dan sebagainya. Sampai pada akhir musim panas tahun 2015 lalu, sebagian besar kota Aleppo berhasil dibebaskan.
6. Awal Februari 2016, dibantu oleh kekuatan angkatan udara rusia dan milisi-milisi Syiah Iran dan Lebanon, Aleppo digempur dan direbut kembali oleh rezim. Terjadi eksodus (pengungsian besar-besaran) warga Aleppo ke dekat perbatasan Turki. Kantor-kantor berita dan media internasional menyebut kejadian itu sebagai krisis terburuk sejak berlangsungnya krisis kemanusiaan di Suriah.
7. Memanfaatkan datangnya musim semi, di awal bulan April 2016, warga dan Mujahidin Aleppo mengerahkan kembali mujahadahnya untuk membebaskan kota itu. Alhamdulillah berhasil. Namun keberhasilan inilah yang memicu rezim Asad untuk melakukan pengerahan kekuatan militer besar-besaran, terutama lewat udara dan artileri jarak jauh, yang sudah berlangsung sembilan hari sampai hari ini.
8. Aleppo Media Council, sebuah kantor berita yang didirikan oleh warga kota, juga berbagai media internasional seperti Aljazeera, menyiarkan foto-foto dan video-video penghancuran Rumah Sakit Al-Quds di kota itu. Tidak kurang dari 50 orang dokter, paramedis, karyawan, dan pasien dilaporkan terbunuh akibat serangan yang terjadi Jum’at 29 April 2016. Sebuah rekaman kamera CCTV di rumah sakit itu hari ini disiarkan oleh stasiun televisi Inggris Channel 4.
9. Penghancuran RS Al-Quds merupakan salah satu kejahatan militer, dari rangkaian yang panjang sejak lima tahun lalu. Tapi hari-hari ini rezim Asad yang didukung Rusia dan Iran serta milisi-milisi bersenjata Syiah dari Iraq, Lebanon, dan Afghanistan sedang mengkonsentrasikan kejahatan agresi militernya ke Aleppo secara indiskriminatif. “#AleppoisBurning (حلب_تحترق#) (Aleppo Terbakar)” demikian hashtag yang kemudian mendunia, disematkan di laporan-laporan tentang pembumihangusan Aleppo. Rumah sakit, sekolah, pertokoan, pasar, rumah-rumah, semua dihujani rudal, bom meriam, bom gentong, dan mortir.
10. Sejak tahun 2012, gerombolan-gerombolan bersenjata pendukung Asad telah berkampanye menggunakan grafiti (cat semprot) dengan tulisan di tembok-tembok di wilayah yang dikuasainya berbunyi: الأسدأونحرق البلد (Pilih Asad atau Kami Bakar Negeri/Kota/Desa Ini).
11. Cara-cara yang digunakan oleh Rezim Basyar Asad, yaitu membakar warga kota Aleppo dengan peluru kendali, bom artileri, bom gentong, mortir dan lain-lain mengingatkan hamba-hamba Allah akan peristiwa yang pernah terjadi sebelum zaman Rasulullah. Peristiwa itu diabadikan oleh Allah di dalam Al-Quran surat Al-Buruj:
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9)
“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mu’min (orang beriman) itu melainkan karena mereka beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (Al-Quran surah Al-Buruj ayat 1-9)
12. Dalam penjelasan mengenai rangkaian ayat Al-Quran itu, Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (hadits no. 3005) melalui jalur Shuhaib Radhiyallahu ‘anhu, menggambarkan, bahwa telah terjadi pembantaian atas orang-orang yang beriman kepada Allah dan mempertahankan kemuliaan dirinya, oleh rajanya yang zhalim dan memaksakan kekuasaan mutlaknya. Pembantaian itu dilakukan dengan cara membakar semua orang beriman di dalam sebuah parit raksasa.
13. Rezim Asad dan semua pihak yang mendukung kejahatan agresi militer berupa pengeboman, pembakaran, pembantaian, serta fitnah terhadap orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang merupakan umat Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wa sallam di Aleppo adalah “Ashabul Ukhdud Abad ke-21”.
14. Apa yang terjadi di Aleppo dan Suriah adalah ujian dari Allah, apakah kita akan berdiam diri menyaksikan kejahatan-kejahatan dilakukan atas kaum Muslimin dan orang-orang yang beriman kepada Allah, atau kita akan bergerak mengamalkan tuntunan Allah dalam Al-Quran surah Al-Anfaal ayat 72:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٧٢)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertoIongan (kepada muhajirin, menyelamatkan iman dan nyawanya), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu WAJIB memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
15. Semoga amal yang kita lakukan untuk menjawab tuntunan Allah dalam ayat di atas mengundang pertolongan Allah, sehingga perdamaian hakiki kembali menyelimuti Aleppo, Suriah, Negeri Syam, dan seluruh permukaan dunia.*
Jakarta, Ahad, 24 Rajab 1437 / 1 Mei 2016
Departemen Luar Negeri
Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah
(azmuttaqin/arrahmah.com)