JAKARTA (Arrahmah.com) – Donasi bagi para keluarga enam laskar Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak polisi kini terkumpul sebanyak a Rp 1,7 miliar. Donasi terkumpul berasal dari 42 ribu donatur yang turut bersimpati atas tragedi pembunuhan terhadap enam laskar FPI.
Penggalangan dana tersebut diinisasi Irvan Gani melalui akun Twitter-nya, @ghanieierfan. Pengumpulan dana ini mendapat respons yang sangat baik dari warganet. Terlebih, Irvan bukan sekali menggalangkan dana. Sebelumnya, dia sudah menggalang dana untuk beberapa bencana sehingga para warganet percaya.
“Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi sekali kepada para donatur karena dalam waktu 60 jam dana terkumlul sudah hampir lebih dari Rp 1 miliar,” kata Irvan, Jumat (11/12/2020), sebagaimana dilansir Fakta Kini.
Irvan mengungkapkan, para donatur tidak mayoritas berasal dari kelas menengah. Bahkan, ada yang berasal dari luar negeri, seperti Australia.
Ia menyebut, negara harus terlibat dan peduli kepada para korban. Bukan persoalan antara pihak FPI dan polisi, melainkan tentang kemanusiaan.
“Kekerasan itu tidak menyelesaikan masalah. Korban ini salahnya apa? Bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan?” tandasnya.
Untuk proses pembagian dana sudah dilaksanakan pembagian tahap pertama sejak Kamis (10/12). Aksinya berlanjut pada Jumat (11/12). Dana yang dibagikan sebesar Rp 1,2 miliar dibagikan rata kepada para keluarga korban. Untuk dana lebihnya, dia akan membagikannya pada tahap berikutnya.
Ayah dari salah seorang korban, Faiz Ahmad Syukur, sekaligus Ketua Dewan Pimpinan FPI Jakarta Selatan Ustadz Syuhada mengucapkan terima kasih kepada para donatur karena telah peduli dengan Faiz.
“Terima kasih, banyak yang peduli. Ini menunjukkan masih ada orang yang baik dan bisa membedakan antara yang benar dan salah,” kata Ustadz Syuhada saat ditemui Republika.
Dia menyebut, Allah akan membalas kebaikan dan kepedulian para donatur dengan balasan yang berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat.
Ustadz Syuhada berharap, insiden ini mendapat hukum yang ssesuai agar keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Harus ditegakkan hukum sesuai hukum yang berlaku. Ini supaya keadilan bisa dirasakan oleh seluruh bangsa. Keadilan bukan untuk polisi atau presiden, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)