WASHINGTON (Arrahmah.com) – Calon kuat presiden dari Partai Republik Donald Trump menyerukan untuk melakukan “penutupan total dan sepenuhnya tehadap Muslim untuk memasuki Amerika Serikat” sampai wakil-wakil negara dapat “mencari tahu apa yang sedang terjadi.”
Sebagaimana dilansir oleh Yahoo News, Trump merilis pernyataan itu pada Senin (7/12/2015) tentang komitmennya untuk mencegah imigrasi Muslim.
Dalam kampanyenya itu, Trump mengatakan bahwa sebagian besar penduduk Muslim memiliki “kebencian yang besar terhadap Amerika”.
“Tanpa melihat berbagai data survei, jelas saja bahwa kebencian ini di luar pemahaman. Dari mana kebencian ini berasal, dan mengapa kita harus mengatasinya,” kata Trump dalam sebuah pernyataan.
“Sampai kita dapat menentukan dan memahami masalah ini dan ancamannya yang bahaya, negara kita tidak bisa menjadi korban serangan mengerikan oleh orang-orang yang hanya percaya kepada Jihad, dan tidak memiliki alasan untuk menghormati kehidupan manusia. Jika saya memenangkan pemilihan presiden, kita akan membuat Amerika besar lagi,” tambahnya.
Pernyataan itu mengutip sebuah jajak pendapat terbaru dari Pusat Kebijakan Keamanan, yang berbasis di Washington, DC, yang mengklaim bahwa 25 persen Muslim AS meyakini bahwa kekerasan terhadap orang Amerika di Amerika Serikat dibenarkan sebagai “bagian dari jihad global.”
Para pakar telah mempertanyakan kevalidan data survei ini kepada organisasi terkait.
Tidak jelas seberapa luas jangkauan larangan yang diusulkan oleh Trump, apakah itu termasuk pemimpin negara-negara Muslim yang merupakan sekutu AS, seperti Raja Yordania, misalnya, atau bagaimana dia secara spesifik akan menetapkan rencana tersebut.
Perwakilan untuk kampanye Trump tidak segera menanggapi permintaan Yahoo News untuk memberikan komentar.
Tapi ketika ditanya oleh surat kabar The Hill apakah larangan yang dilontarkan oleh Trump itu “akan mencakup warga Muslim-Amerika yang saat ini berada di luar negeri,”, juru bicara Hope Hicks menjawab: “Mr. Trump mengatakan, ‘Semua orang’.”
Ibrahim Hooper, direktur komunikasi nasional untuk Dewan Hubungan Amerika-Islam, mengaku sangat tercengang dan tidak menyangka bahwa tokoh politik kontemporer terkemuka AS akan membuat suatu pernyataan seperti itu.
“Anda perlu bertanya-tanya apa yang akan dia serukan lagi untuk selanjutnya. Saya bahkan tidak ingin pergi ke sana,” kata Hooper kepada Yahoo News.
“Anda perlu bertanya-tanya apa yang akan dia katakan berikutnya saat ia melesatkan fanatisme anti-Muslim ke ketinggian baru. Ini benar-benar mengejutkan. Saya tidak tahu harus berkata apa.”
Dalam sebuah wawancara dengan MSNBC dalam program “Morning Joe” pekan lalu, Trump membual tentang hubungannya dengan Muslim.
“Saya memiliki banyak teman Muslim,” kata Trump. “Mereka adalah orang-orang yang hebat.”
(ameera/arrahmah.com)