(Arrahmah.com) – Bukan rahasia lagi para musyrikin Buddhis di Myanmar sangat kejam terhadap umat Islam. Gerombolan massa Buddhis bersenjata dengan membabi buta menyerang masyarakat Muslim. Apakah tidak ada aparat keamanan di sanas? jawabannya ada. Sayangnya, aparat keamanan benar-benar mendiamkan aksi keji terhadap Muslim terjadi.
Dokumentasi video mengerikan menunjukkan saat kekerasan terhadap masyarakat Muslim terjadi di Meiktila, Myanmar (Burma), para anggota polisi terlihat berdiri “tak berdaya” dan menonton para ekstrimis Buddhis membakar seorang pria Muslim.
Dalam laporannya yang dipublikasikan pada Senin (22/4/2013), Daily Mail UK mengungkapkan bukti rekaman video yang sebagiannya direkam sendiri oleh polisi di kota Meiktila pada saat penyerbuan terhadap Muslim oleh geng teroris Buddhis yang disebut “skuad 969” bulan lalu yang meninggalkan lebih dari 100 orang meninggal dunia, kebanyakan Muslim, dan sejumlah besar lainnya luka-luka serta ribuan terpaksa mengungsi.
Dokumentasi video yang tersebar di internet ini menunjukkan seorang pria, dapat dipastikan ia seorang Muslim, terlihat berguling-guling di jalan sambil kesakitan setelah tubuhnya dibakar oleh para teroris Buddhis.
Tubuh pria itu dibiarkan terbakar hingga hangus, gambar di atas menujukkan pria itu masih hidup dan bergerak-gerak perlahan kesakitan sementara para teroris itu masih berada di sekitarnya dan parahnya polisi yang ada terlihat tak berbuat apapun untuk menyelamatkan pria itu!
Ada sebuah suara terdengar yang meminta air, tapi ada yang menjawab “Tidak ada air untuknya. Biarkan dia mati!”
Rekaman itu beredar luas seiring dengan organisasi HAM internasional mempublikasikan laporan yang menyimpulkan bahwa otoritas Burma dan para anggota kelompok Arakan (Buddhis) telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam aksi yang merupakan pembersihan etnis Muslim.
Kekerasan terhadap Muslim di Burma meluas dari negara bagian Arakan, bagian barat Burma, hingga ke kota-kota lainnya di bagian tengah Burma. Tragedi di Meiktila, berawal dari perselisihan kecil antara penjaga toko emas milik Muslim dan pelanggan Buddhis pada Rabu (20/3/2013) pagi. Tidak jelas akar permasalahannya dan siapa yang salah di antara mereka, tetapi pelanggan itu adalah orang yang pertama kali menampar penjaga toko (perempuan) itu, menurut laporan warga setempat dalam sebuah opini yang dipublikasikan oleh M-Media pada Ahad (24/3). Setelah itu, lanjut laporan tersebut, penjaga toko lainnya (pria) memukul pelanggan itu dengan kursi.
Tak lama setelah pertengkaran itu, meletuslah serangan besar-besaran karena pelanggan itu tidak pergi melapor ke kantor polisi melainkan kembali dengan membawa massa yang banyak, para anggota “969″, mereka mulai menghancurkan toko emas itu dan berlanjut membakar rumah-rumah warga, masjid-masjid, serta sekolah-sekolah Islam di kota itu. Dan kemudian mulai membunuhi warga Muslim. Yang paling buruk adalah 28 siswa dan 4 guru di sebuah sekolah Islam dibakar hidup-hidup, menurut laporan tersebut.
Dalam video yang merekam saat-saat penyerangan terhadap toko emas milik Muslim itu, terlihat para ekstrimis Buddhist menjarah dan menghancurkan toko emas itu sementara polisi ada dan hanya berdiam diri!
Dalam rekaman juga terlihat beberapa bhiksu Buddhis terlibat dalam penyerangan biadab ini.
Parahnya, yang dihukum penjara oleh pemerintah Burma terkait kasus kekerasan ini justru pemilik toko emas di Meiktila itu, isterinya dan seorang karyawannya. Mereka dijatuhi hukuman 14 tahun penjara atas tuduhan “pencurian dan penyerangan,” menurut laporan koran Burma Kyemon.
Setelah di Meiktila, para teroris Buddhis juga menyerang desa-desa Muslim di beberapa kota lainnya.
Misalnya di Mandalay, sebuah kabupaten Muslim dibakar. Polisi huru-hara dikerahkan, lagi-lagi mereka juga hanya diam dan menonton!
Orang-orang terlihat melarikan diri kobaran api yang membakar rumah mereka ke semak-semak, tetapi seorang pemuda Muslim tertangkap sekelompok ekstrimis Buddhis.
Dalam rekaman itu terlihat pemuda Muslim itu dikejar sambil dipukuli hingga akhirnya jatuh ke tanah. Biadabnya, pemuda itu terus dipukuli dengan tongkat sebelum ditebas oleh pedang dan ia tak berdaya di atas tanah, diduga kuat ia meninggal dunia.
Bukti-bukti kekejaman terhadap Muslim di Myanmar oleh ekstrimis Buddhis -termasuk bhiksu- dan juga otoritasnya yang membiarkan, telah terungkap dan tersebar luas, masihkah terus menyangkal?
(siraaj/arrahmah.com)