KYIV (Arrahmah.id) – Kebocoran dokumen rahasia yang merinci rencana rahasia AS dan NATO untuk membantu Kyiv tampak seperti operasi disinformasi Rusia untuk menyebarkan keraguan tentang serangan balasan yang direncanakan Ukraina, kata seorang pejabat kepresidenan Ukraina, Jumat (7/4/2023).
Mykhailo Podolyak mengatakan kepada Reuters bahwa data yang bocor yang dilaporkan oleh The New York Times berisi “informasi fiktif dalam jumlah yang sangat besar” dan bahwa Rusia berusaha merebut kembali inisiatif dalam invasinya.
“Ini hanyalah elemen standar dari permainan operasional oleh intelijen Rusia. Dan tidak lebih,” katanya dalam pernyataan tertulis.
Reuters tidak segera dapat meninjau dokumen yang bocor tersebut.
The New York Times melaporkan pada Kamis (6/4) bahwa Pentagon sedang menyelidiki bagaimana dokumen yang merinci rencana untuk membangun militer Ukraina untuk serangan yang direncanakan telah diunggah di media sosial pekan ini.
“Rusia sedang mencari cara untuk merebut kembali inisiatif tersebut,” kata Podolyak.
“Untuk mencoba mempengaruhi skenario rencana serangan balik Ukraina. Untuk menimbulkan keraguan, untuk mengkompromikan gagasan, dan akhirnya mengintimidasi [kami] dengan betapa ‘tahunya’ mereka.”
Pasukan Ukraina telah menghadapi serangan Rusia selama berbulan-bulan di bagian timur negara itu yang terkonsentrasi di sekitar kota Bakhmut.
Ia berharap untuk meluncurkan serangan balasan dalam beberapa pekan atau bulan mendatang untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai Rusia.
Laporan The New York Times mengatakan dokumen-dokumen itu tampaknya telah dimodifikasi di bagian-bagian tertentu.
Satu bagian menawarkan perkiraan kerugian militer Ukraina yang jauh lebih tinggi daripada perkiraan Barat sejauh ini.
Ukraina tidak mengungkapkan skala kerugiannya dan sangat sensitif tentang masalah ini. (zarahamala/arrahmah.id)