TEL AVIV (Arrahmah.id) — Media Israel melaporkan beberapa pekan sebelum serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas, militer Israel mengeluarkan laporan tentang rencana serangan itu dan itu diketahui oleh para petinggi intelijen.
Sebuah dokumen baru mengungkap militer dan badan intelijen Israel memiliki pengetahuan rinci tentang rencana Hamas untuk menyerang Israel dan mengambil tawanan beberapa pekan sebelum serangan 7 Oktober.
Sebuah laporan dari Kan News Israel, dilansir South China Morning Post (18/6/2024), mengatakan laporan yang berjudul “Pelatihan Serangan dari Awal Sampai Akhir yang Terperinci” disusun oleh Divisi Gaza militer Israel, didistribusikan pada 19 September 2023, dan diketahui oleh para pejabat tinggi intelijen.
Dokumen tersebut menjelaskan tujuan Hamas dan menggambarkan secara rinci serangkaian latihan yang dilakukan oleh unit-unit elit kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Kan mengatakan latihan itu mencakup simulasi serangan terhadap pos-pos militer dan pemukiman, penculikan tentara dan warga sipil, serta bagaimana menjaga para tawanan ketika mereka memasuki Jalur Gaza.
Dokumen tersebut bahkan dilaporkan memuat “jumlah warga sipil dan tentara yang akan diculik oleh Hamas”.
“Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada Kan News dokumen itu diketahui oleh pimpinan intelijen, setidaknya di Divisi Gaza,” tulis laporan kantor berita Kan, seperti dilansir Middle East Eye (18/6).
Kan menambahkan para pejabat intelijen Israel memantau latihan Hamas di Gaza dan mendokumentasikan langkah-langkah yang direncanakan oleh kelompok tersebut setelah mengambil alih pos-pos militer dan memasuki wilayah Israel.
“Para pejabat intelijen Israel yang memantau latihan itu merinci dalam dokumen tersebut langkah-langkah selanjutnya setelah menerobos masuk ke Israel dan mengambil alih pos-pos tersebut, dan menentukan instruksinya adalah menyerahkan para prajurit yang ditangkap kepada para komandan kompi,” kata dokumen itu. “Jumlah sandera yang diharapkan, menurut dokumen itu, adalah antara 200 dan 250 orang.”
Serangan Hamas ke Israel menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya ditawan.
Perang Israel selanjutnya di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina, menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil dan aksi genosida.
Diyakini persepsi yang salah di dalam lembaga keamanan Israel, serta kemungkinan kelalaian para pejabat senior merupakan alasan utama mengapa peringatan Divisi Gaza tidak ditindaklanjuti.
Pengadilan Tinggi Israel Ahad lalu mengeluarkan perintah sementara yang menginstruksikan Pengawas Keuangan Negara Matanyahu Englman untuk menangguhkan penyelidikannya atas kegagalan militer Israel dan badan keamanan Shin Bet pada 7 Oktober.
Putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yair, mengecam pengadilan tersebut dengan menyatakan “pengkhianatan” mungkin telah terjadi menjelang 7 Oktober dan ayahnya tidak diberi tahu. (hanoum/arrahmah.id)