JAKARTA (Arrahmah.id) — Belum habis kegemparan netizen atas bocornya data dan dokumen Badan Intelijen Negara (BIN) dijejaring sosial, peretas Bjorka merilis nama sosok dibalik pembunuh aktivis HAM Munir (11/9/2022),
Dalam akun medianya, dilansir Newsdelivers (10/9), Bjorka yang mengaku orang Polandia dengan ID @bjorkanism memberi keterangan terkait siapa pembunuh Munir.
“Ya saya tahu kalian telah menunggu ini. Jadi siapa yang membunuh orang baik ini?”, tulis Bjorka sambil melampirkan potongan tangkapan layar data seseorang tokoh yang sudah dikenal warga Indonesia.
Beberapa waktu sebelumnya, Bjorka ditantang netizen terkait kebenaran klaimnya telah meretas data dan dokumen BIN. netizen banyak mempertanyakan terkait pembunuhan Munir, kasus KM 50, juga Supersemar.
Ditantang netizen membuat Bjorka akhirnya sesumbar akan membongkardalang pembunuh Munir.
“Besok besok bjorka bocorin dalang pembunuh munir,” tulis salah satu netizen di komentar tersebut.
Melalui tulisan yang ia rilis pada Ahad (11/9) pagi, ini diberi judul ‘Siapa yang Membunuh Munir?’ seakan ia mempertanyakan terkait hal tersebut.
Sementara pada paragraf awal baris kedua, Bjorka menuliskan jawabannya secara langsung dan tegas bahwa orang tersebut merupakan Muchdi Purwopranjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.
Selanjutnya, Bjorka menuliskan sejarah singkap pribadi Munir, sebagai koordinator KontraS yang getol mengungkapkan bahwa pelaku penculikan 13 aktivis periode 1997-1998 adalah anggota Kopassus yang dikenal dengan Tim Operasi Mawar.
Muchdi diangkat sebagai Kepala Deputi V BIN pada 27 Maret 2003. Dimana jabatan tersebut sangat memungkinkan baginya untuk melakukan aksi yang dianggap merugikan negara, menurut Bjorka.
Menurut Bjorka juga, Muchdi telah memanfaatkan jaringan nonorganik BIN yaitu Pollycarpus Budihari Priyanto yang merupakan pilot PT Garuda Indonesia Airways guna proses membunuh.
Dimana kebetulan saat itu diketahui Munir akan terbang ke Belanda menggunakan Garuda Indonesia. Pollycarpus kemudian diangkat menjadi petugas keamanan penerbangan untuk menaiki PT Garuda Indonesia Airways.
Bjorka mengklaim bahwa Pollycarpus membuat surat rekomendasi kepada PT Garuda Indonesia Airways untuk ditempatkan di keamanan perusahaan.
Di akhir tulisan, Bjorka menuliskan bahwa kasus kematian Munir ini bahkan terancam kadaluarsa jika tidak ada pernikahan atau status korban tidak berubah menjadi pelanggaran HAM berat.
Lalu sebagai penutup, peretas yang tidak jelas diketahui identitasnya itu menuliskan, “Apa yang terjadi dengan janji Anda Pak Presiden?” (hanoum/arrahmah.id)