RIYADH (Arrahmah.com) – Seorang dokter robot Saudi bernama “Dr.B2” resmi bekerja di rumah sakit King Salman di Riyadh pada Jumat (8/5/2020), robot terbaru untuk bergabung dalam perang melawan pandemi virus corona yang telah menempatkan ratusan ribu staf medis dalam risiko infeksi.
B2 mengunjungi pasien COVID-19 di karantina mereka dan mendiagnosis tanda-tanda vital mereka dari jarak jauh melalui kamera yang melaporkan kembali ke dokter.
Penambahan baru untuk staf medis rumah sakit memungkinkan rumah sakit untuk membatasi jumlah kontak langsung dokter dan perawat dengan pasien, sehingga mengurangi risiko infeksi.
Arab Saudi memiliki total 33.731 kasus, dan jumlah kematian terkait virus mencapai 219 pada Kamis.
Dibandingkan dengan tingkat kematian global COVID-19, Menteri Kesehatan Dr. Tawfiq al-Rabiah mengatakan bahwa Arab Saudi sangat rendah. “Tingkat kematian tetap di kurang dari 0,7 persen, itu 10 kali lebih rendah dari tingkat kematian global, yaitu 7 persen,” katanya.
Dokter robot adalah yang terakhir dari beberapa langkah yang diambil oleh Kerajaan untuk mengekang penyebaran virus corona di sektor kesehatan. Langkah-langkah sebelumnya termasuk konsultasi jarak jauh dan aplikasi perjanjian medis.
Para dokter Arab Saudi semakin menggunakan layanan jarak jauh “telemedicine” untuk pemeriksaan rutin di Kerajaan, di mana gerakan dibatasi untuk penduduk. Penyedia medis menggunakan aplikasi digital, telepon, dan layanan video untuk memberikan konsultasi kepada pasien di rumah mereka sendiri.
Aplikasi Sistem Penunjukan Sentral yang disebut “Mawid” disediakan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk memungkinkan pasien memesan, membatalkan, atau menjadwalkan ulang janji medis mereka di pusat perawatan kesehatan utama, serta mengelola janji rujukan mereka. Aplikasi ini bertujuan untuk mengontrol lalu lintas di rumah sakit atau pusat kesehatan.
(fath/arrahmah.com)