MANAMA (Arrahmah.com) – Seorang dokter perempuan Bharain telah secara rinci membeberkan penghinaan dan pemukulan yang ia derita setelah ditangkap atas dugaan mendukung protes anti-pemerintah.
Roula al-Saffar mengatakan interogator mencoba memaksa dia dan staf medis lainnya untuk mengakui telah merencanakan penggulingan rezim Manama.
Saffar juga mengatakan bahwa ia disiksa dengan kejutan listrik dan dipukuli dengan kabel.
Dia juga mendengar jeritan narapidana lainnya yang disiksa oleh para interogator di sel lain.
Pernyataannya datang sehari setelah dokter perempuan lainnya, Nada Dhaif menceritakan penganiayaan di tangan pasukan rezim. Dhaif dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena mengobati cedera demonstran anti-rezim di rumah sakit Salmaniya.
“Saat itu pukul 3.00 dini hari, ketika mereka mendobrak rumah saya. Saya dibawa dengan mata tertutup dan tangan diborgol. Saya tidak tahu bahwa mereka pasukan keamanan,” ujarnya.
“Mereka mengenakan pakaian sipil, jadi saya pikir saya benar-benar diculik,” tambahnya seperti yang dilansir Press TV.
Dhaif melanjutkan bahwa dia dibawa ke tempat yang tidak diketahui kemudian akhirnya ia mengetahui bahwa mereka datang dari Departemen Pusat Investigasi (CID).
Dhaif dimaki-maki, dipukuli bahkan wajahnya disentuh menggunakan “electrocuters”.
“Aku menangis dan kehilangan kesadaran selama dua atau tiga kali selama berada di klinik militer.”
Banyak dari mereka yang dibebaskan dari penjara Bahrain mengungkapkan penyalahgunaan kekuasaan serius oleh rezim Manama. Beberapa menuduh anggota keluarga kerajaan Bahrain, Sheikha Noora bint Ibrahim Al Khalifa memukuli tahanan dengan tongkat dan selang karet dan menyetrum tahanan.
Beberapa warga Bahrain akhirnya meninggal dunia karena disiksa di dalam penjara. (haninmazaya/arrahmah.com)