KAIRO (Arrahmah.com) – Para dokter dari organisasi relawan “Medical Emergency Rescue Commite” (MER-C) tahap dua yang sudah dua hari berada di rumah sakit (RS) Al-Shifa Kota Gaza Palestina, masih tetap bekerja membantu menangani korban, meski dilaporkan kini terjadi lagi bentrokan antara Kelompok Gerakan Perjuangan Islam Palestina dengan tentara Israel.
“Kawan-kawan (dokter MER-C Indonesia) yang kini di RS Al-Shifa memang melaporkan ada bentrokan, namun misi menolong korban di Jalur Gaza, masih terus berlangsung. Mereka bekerja sebagai tenaga medis sesuai kompetensinya,” kata dr Joserizal Jurnalis, SpOT, anggota Presidium MER-C Indonesia seperti yang dilansir Antara, Jumat (30/1).
Relawan yang masuk tim kedua yang dipimpin dr Arief Rachman terdiri atas 10 anggota yakni dr Abdul Mughni Sp, dr Nur Farhanah Saefuddin SpPD dan dr Dany Kurniadi Ramdan, Resident Bedah Syaraf.
Selain itu, juga ikut staf pendukung logistik dan umum yakni Abdillah Onim, Husin Hamim Alatas, Bambang Sudarmadji, Abbas Idrus Al-Habsyie, Usman Shahab bin Umar Shahab dan Bedi Abed Abdad.
Mereka menggantikan tim pertama yang telah membuka jalan bagi masuknya relawan Indonesia ke Jalur Gaza, yang telah sepekan (19-24/1) membantu menangani warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel di RS As-Shifa.
Tim pertama adalah Ketua Presidum MER-C, dr Sarbini Abdul Murad, Presidium dr Jose Rizal Jurnalis SpOT, dr Indragiri SpAN, dan Muhammad Mursalim (logistik).
Menurut Joserizal, tim tahap kedua organisasi relawan itu direncanakan akan bekerja selama dua pekan. “Mereka tidak hanya menangani masalah medis, namun juga melakukan tindak-lanjut rencana pembuatan RS permanen di Gaza, dimana akan digabungkan bantuan dari unsur masyarakat yang disumbangkan melalui MER-C,” katanya.
Bantuan rekonstruksi
Sementara itu, sebuah organisasi dari Indonesia lainnya yakni Aksi Cepat Tanggap (ACT), juga sudah berada di Kairo dan akan masuk ke Jalur Gaza untuk membantu rekonstruksi fisik ribuan bangunan yang rusak.
“Kita telah diminta Menteri Pekerjaan Umum (PU) Palestina di Gaza untuk membantu pada sektor rekosntruksi bangunan yang rusak akibat serangan Israel,” kata Ir N Imam Akbari, Ketua Tim ACT.
Ia bersama dua anggota lainnya yakni Yayat SUpriatna (staf logistik) dan Amrozi, Direktur COMES (Center of Middle East Studies).
Berdasarkan laporan yang diterima ACT, kata dia, tidak kurang 23 bangunan di seluruh jalur Gaza rusak, dan 16 ribu diantaranya rata dengan tanah.
“Dengan data yang ada itulah kita akan coba membantu semaksimal mungkin untuk melakukan upaya-upaya bersama elemen lain agar secepatnya bangunan rusak seperti sekolah dan gedung publik lainnya dapat segera direkosntruksi,” kata N Imam Akbari.(Hanin Mazaya/antara)