(Arrahmah.com) – Musibah seakan tak putus-putusnya melanda bangsa Indonesia. Belum hilang dari ingatan kita bencana banjir yang melanda ibukota Jakarta dan sejumlah wilayah di daerah, kini gunung Kelud pun memuntahkan jutaan kubik isi perutnya. Batu, kerikil, lahar panas dan abu dilemparkan ke udara dan menyebar ke wilayah yang sangat luas. Beberapa orang meninggal dan ratusan ribu lainnya harus mengungsi.
Musibah meletusnya gunung Kelud semakin mengingatkan kita bahwa kematian bisa datang setiap saat, dari arah yang tidak kita sangka-sangka dan dalam waktu yang di luar perkiraan kita. Kematian selalu datang mendadak dan mengejutkan kita. Kematian adalah takdir Allah yang setiap makhluk bernyawa pasti akan mengalaminya. Namun persoalannya adalah bagaimana kita selaku hamba Allah bisa meraih kematian yang baik, husnul khatimah.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam telah mengajarkan kepada umatnya doa-doa perlindungan dari segala macam bencana dan kematian yang buruk. Diantaranya adalah doa yang diriwayatkan dari Abu Yasar Ka’ab bin Amru Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam biasa berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari terjatuh dari tempat yang tinggi, tertimpa runtuhan bangunan, tenggelam, dan kebakaran. Aku berlindung kepada-Mu dari dirasuki (dikuasai dan disesatkan) setan saat kematianku datang. Aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan melarikan diri dari medan perang di jalan-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena disengat binatang berbisa.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dan Al-Hakim. Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Shahih Al-Jami’ As-Shaghir no. 12812. Adapun Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dalam tahqiq Musnad Ahmad, 24/281-283 no. 15523-15524 menyatakan hadits ini lemah karena sanadnya mudhtarib)
(muhib al majdi/arrahmah.com)