(Arrahmah.com) – Sudah menjadi tradisi kaum muslimin di tanah air untuk melakukan acara “mudik lebaran” setiap tahun. Mulai pertengahan sampai akhir bulan suci Ramadhan, jutaan kaum muslimin yang bekerja di kota-kota besar dan tanah perantauan melakukan perjalan jauh “mudik lebaran”. Mereka kembali ke kampong halaman untuk merayakan hari raya Idul Fitri dan bersilaturahim dengan anggota keluarga dan sanak kerabat.
Selain sebagai sebuah tradisi, “mudik lebaran” juga bernilai ibadah manakala diniatkan untuk menyambung tali silaturahmi, berbakti kepada orang tua dan dikerjakan sesuai dengan panduan syariat Islam.
Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh para pemudik adalah tetap menjaga kontinuitas ibadah selama dalam perjalanan. Shalat wajib lima waktu secara jama’ dan qashar, membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, dan mendengarkan taushiyah via radio, adalah sebagian ibadah mahdhah yang tetap bisa dilakukan selama dalam perjalanan.
Tentunya doa-doa selama dalam perjalanan merupakan unsur penting lainnya yang tidak boleh di lupakan. Berikut ini beberapa doa yang berkaitan dengan perjalanan jauh dan menaiki kendaraan selama “mudik lebaran”.
Doa orang yang di rumah (ditinggal bepergian jauh) kepada orang yang bepergian
أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
“Aku menitipkan agamamu, amanatmu (keluarga dan hartamu) dan penutup-penutup amalmu kepada Allah semata.” (HR. Tirmidzi no. 3443, Abu Daud no. 2600, Ibnu Majah no. 2826 dan Ahmad no. 4524, hadits shahih)
«زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ حَيْثُ مَا كُنْتَ»
“Semoga Allah memberimu bekal takwa, mengampuni dosamu dan memudahkan kebaikan untukmu di manapun engkau berada.” (HR. Tirmidzi no. 3444, Al-Hakim no. 2477, dan Ibnu Khuzaimah no. 2532. Imam Tirmidzi dan Syaikh Musthafa al-A’zhami berkata: Hadits hasan)
Doa orang yang bepergian jauh kepada orang yang ditinggal bepergian (di rumah)
«أَسْتَوْدِعُكَ اللهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ»
“Aku menitipkanmu kepada Allah yang titipan-titipan pada-Nya tidak akan terlantar.” (HR. Ibnu Majah no. 2825, Ahmad no. 9230, Ibnu Suni dalam Amalul Yaum wal Lailah no. 505 dan An-Nasai dalam Amalul Yaum wal Lailah no. 508. Syaikh Syuaib al-Arnauth berkata: Hadits ini shahih li-ghairih)
Doa naik kendaraan
Ketika naik ke kendaraan, mengucapkan:
«بِسْمِ اللهِ»
“Dengan nama Allah”
Lalu setelah duduk di atas kendaraan, membaca doa:
«الْحَمْدُ لِلهِ»، {سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ} «الْحَمْدُ لِلهِ الْحَمْدُ لِلهِ الْحَمْدُ لِلهِ » «اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ » «سُبْحَانَكَ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ»
“Segala puji bagi Allah.”
“Maha Suci Allah Yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami dan tidaklah kami mampu menundukkannya, dan hanya kepada Rabb kami sajalah kami benar-benar akan kembali.” ~ QS. Az-Zukhruf [43]: 13-14 ~
“Segala puji bagi Allah. Segala puji bagi Allah. Segala puji bagi Allah. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar.”
“Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mampu mengampuni dosa-dosa selain Engkau.” (HR. Abu Daud no. 2602, Tirmidzi no. 3446 dan Ahmad no. 753. Imam Tirmidzi berkata: Hadits hasan shahih. Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata: Hadits hasan li-ghairih)
Doa saat berangkat bepergian
Setelah duduk dengan tenang di atas kendaraan dan kendaraan hendak berangkat, maka hendaknya membaca doa:
«اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ » «سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ»”
“Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar.”
“Segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah Yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami dan tidaklah kami mampu menundukkannya, dan hanya kepada Rabb kami sajalah kami benar-benar akan kembali.” ~ QS. Az-Zukhruf [43]: 13-14 ~
“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan kami ini kebaikan, ketakwaan dan amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, mudahkanlah [ringankanlah] perjalanan kami ini dan lipatkanlah [dekatkanlah] jaraknya yang jauh.
Ya Allah, Engkaulah yang menemani [orang yang berpergian selama] dalam perjalanan dan Engkaulah yang mengurusi keluarga yang ditinggalkan [oleh orang yang berpergian].
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kesulitan dalam perjalanan, pemandangan yang menyedihkan dan kondisi buruk pada keluarga dan harta saat kami kembali [tiba di tujuan].” (HR. Muslim no. 1342, Abu Daud no. 2599 dan Tirmidzi no. 3447)
Doa saat kendaraan menanjak dan menurun
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: ” كُنَّا نُسَافِرُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا، وَإِذَا هَبَطْنَا سَبَّحْنَا “
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami bepergian jauh bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam. Jika kami menaiki jalanan menanjak, kami membaca takbir dan jika kami menuruni jalanan yang menurun, kami membaca tasbih.”(HR. Bukhari no. 2993, Ad-Darimi no. 2674 dan Ahmad no. 14568, dengan lafal Ahmad)
Doa saat kendaraan tergelincir atau mogok
بِسْمِ اللهِ
“Dengan nama Allah.” (HR. Abu Daud no. 4982, Ahmad no. 20591, dan Al-Hakim 7792. Dishahihkan oleh imam Al-Hakim, Adz-Dzahabi dan syaikh Syuaib al-Arnauth)
Wallahu a’lam bish-shawab.
(muhibalmajdi/arrahmah.com)